TANGSEL - Suasana haru masih menyelimuti kediaman Siti Nurhayati (22), korban pembunuhan sadis oleh pacarnya di Perumahan Amarapura Blok F2 Nomor 18 RT02 RW05, Kademangan, Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Orang tua angkatnya yang baru tiba dari kampung halaman, Senin (4/12/2017), tak mampu menahan isak tangis. Warga sekitar pun langsung merangkul dan menenangkan pasangan paruh baya itu.
"Ini Pakde (paman) dan Bude (bibi) yang baru sampai dari Semarang. Kalau orang tua masih di Semarang. Di rumah kemarin cuma ada Mbak Nur (korban) dan Nurleha (adik korban)," tutur Faza Muhammad Wildan (18), salah satu adik korban yang tinggal di kawasan BSD.
Saksi kunci, Nurleha, tak henti terus menerus menangis dipelukan orang tua angkatnya. Tak ada satupun informasi yang bisa digali darinya saat kejadian, lantaran kondisi syok yang masih dialami sejak peristiwa tragis tadi malam sekira pukul 21.30 WIB.
(Baca juga: Penuh Luka Sayatan, Perempuan di Tangsel Diduga Dibunuh Pacarnya)
"Si Leha (Nurleha) yang tinggal di rumah, dia yang tahu saat kejadian, tapi dia belum mau ngomong karena masih duka. Ridwan itu memang pacarnya si mbak (korban)," tambahnya.
(Adik korban syok dan terus menangis. Foto: Hambali/Okezone)
Siti Nurhayati tewas bersimbah darah usai dikunjungi kekasihnya tadi malam. Dari pemeriksaan polisi, didapati banyak luka sayatan di bagian tubuhnya seperti leher, pergelangan tangan, dan perut. Selain itu, sepeda motor serta handphone miliknya ikut raib dibawa lari pelaku.
Sementara pihak kepolisian, belum mau memberikan keterangan apapun atas kejadian itu. Beberapa barang bukti berupa pisau, topi hitam dan gelas bekas minum, serta keterangan para saksi telah dikumpulkan untuk memburu keberadaan pelaku.
"Belum bisa kita tentukan (motifnya), proses penyelidikan sedang berjalan," terang AKP Alexander Yurikho Hadi, Kasatreskrim Polres Tangsel.
Diberitakan sebelumnya, peristiwa itu terjadi Minggu 3 Desember 2017 sekira pukul 19.00 WIB. Saat itu Siti Nurhayati didatangi sang kekasih, Ridwan yang ditemani seorang rekannya. Lalu sekira pukul 21.30 WIB, adik korban bernama Nurleha (14) yang berada di dalam kamar tiba-tiba mendengar jeritan kakaknya. Saat dihampiri, Ridwan lantas menghalangi dan mengatakan korban sedang pergi ke pos jaga yang berada di pintu masuk kompleks.
Nurleha kemudian pergi ke Pos Sekuriti yang berjarak sekira 100 meter. Namun, baru beberapa langkah, dia curiga dan kembali ke rumahnya. "Begitu balik lagi sampai rumah, dia (Ridwan) pergi naik motor kakak saya. Terus saya lihat ke dalam, kakak saya sudah meninggal, banyak darah," imbuhnya, syok.
(Qur'anul Hidayat)