Abbas dengan jelas menyatakan bahwa pengumuman tersebut merupakan penarikan diri dari peran AS sebagai penajam proses perdamaian. Ia menambahkan tindakan itu mendorong Israel untuk melanjutkan kebijakan pendudukan, permukiman dan pembersihan etnik.
Presiden Palestina itu mengatakan pengakuan tersebut melayani kepentingan kelompok ekstremis yang berusaha menggambarkan konflik di wilayah itu untuk perang agama.
Ia mengkonfirmasi bahwa pemimpin Palestina "terus memantau perkembangan situasi, dan bekerja dalam merancang keputusan yang tepat dan prosedur melalui konsultasi dengan teman dan saudara Arab".
Sementara itu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu memuji pengakuan Trump atas Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel sebagai tindakan "bersejarah".
Beberapa menit setelah Trump mengeluarkan pengumuman di dalam pidato di Gedung Putih, Netanyahu mengeluarkan pesan video yang telah direkam sebelumnya. Di dalam pesan tersebut, ia berterima kasih atas "keputusan berani" Trump --yang memperlihatkan komitmen Amerika pada "kebenaran kuno tapi bertahan lama".
(Risna Nur Rahayu)