SEPANDAI-PANDAINYA tupai melompat, pasti jatuh juga. Peribahasa tersebut cukup bisa menggambarkan upaya almarhum diktator Irak, Saddam Hussein. Setelah melarikan diri selama sembilan bulan, ia akhirnya berhasil ditangkap pada 13 Desember 2003.
Kejatuhan Saddam Hussein sudah dimulai sejak 20 Maret 2003 ketika Amerika Serikat (AS) memimpin invasi ke Irak. Hingga dijatuhkan oleh AS, Saddam Hussein sudah 24 tahun bercokol sebagai Presiden Irak, tepatnya sejak 16 Juli 1979.
Saddam Hussein lahir pada 28 April 1937 di tengah keluarga miskin di Tikrit, Al Awja, Irak. Ia kemudian bermigrasi ke Baghdad di usia remaja dan bergabung dengan Partai Baath. Saddam Hussein lantas terpilih menjadi ketua partai politik paling berpengaruh di Irak tersebut.
Melansir dari History, Rabu (13/12/2017), Saddam Hussein ambil bagian dalam sejumlah percobaan kudeta terhadap pemerintah Irak. Upaya tersebut berhasil mengantarkan Ahmed Hassan al Bakr sebagai Presiden Irak pada Juli 1968. Berselang 11 tahun kemudian, Saddam menggantikan sepupunya itu.
Selama 24 tahun masa kepemimpinan, Saddam Hussein membentuk sebuah polisi rahasia yang ditugaskan untuk melindungi pemerintahannya. Polisi rahasia itu kerap meneror publik dan tidak jarang mengabaikan hak-hak asasi manusia (HAM) warga Irak.
Ia hidup di tengah gelimang harta meski sebagian warga Irak hidup di bawah garis kemiskinan. Saddam Hussein dengan mudahnya membangun lebih dari 20 istana megah di seluruh Irak. Ia sering menempati istana-istana tersebut secara diam-diam demi menjaga keamanan diri.
Pada dekade awal 1980, Saddam Hussein memimpin negerinya dalam Perang Irak-Iran. Sedikitnya 1 juta orang tewas dalam konflik tersebut. Ia diduga menggunakan gas saraf dan cairan kimia terlarang lainnya kepada tentara Iran. Racun yang sama juga digunakan Saddam terhadap populasi warga Kurdi pada 1988.