Sosok pria kelahiran Bone 12 Februari 1939 ini dikenal sebagai salah satu sosok yang kritis terhadap kebijakan orde lama dan orde baru. Bahkan, tak jarang intelektualitas kritisnya, membuat dia sering mendapat teror dan tindak kekerasan dari dua rezim pemerintahan tersebut.
(Baca juga: AM Fatwa di Mata Putra Bungsu: Sosok Pejuang yang Menginspirasi)
Sebelum mencapai karier politik yang cemerlang, AM Fatwa bahkan divonis 18 tahun penjara dari tuntutan seumur hidup saat melakukan kotbah politik yang kritis terhadap orde baru serta membuka lembaran putih peristiwa Tanjung Priok pada 12 September 1984.
Mencapai karier politik cemerlangnya, AM Fatwa dikenal sebagai seorang deklarator berdirinya Partai Amanat Nasional (PAN) dan menjadi ketua PAN (1998-2005) hingga kini dirinya masih menjabat sebagai Dewan Kehormatan PAN hingga periode 2020 mendatang.
(Awaludin)