JAKARTA – “Hidup Pak Airlangga Hartarto, Hidup Dedi Mulyadi!”
Demikian pekikan kader Golkar saat menyambut Ketua Umum Golkar terpilih, Airlangga Hartarto, setelah rapat pleno yang berakhir pada Rabu (13/12/2017) dini hari. Usai memberikan sambutannya pasca didapuk sebagai Ketum Golkar menggantikan Setya Novanto, Airlangga perlahan menyusuri ratusan orang yang telah menantinya.
Satu per satu kader Golkar disalaminya. Dengan tatapan berbinar-binar, ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh kader yang telah mendukungnya, termasuk kepada Ketua DPD I Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Bupati Purwakarta ini juga mengucapkan selamat kepada Airlangga seraya memeluknya erat-erat. Namun sayang, romantisme itu hanya terjadi sebentar saja lantaran Airlangga harus meninggalkan Kantor DPP Golkar.
Kedekatan Dedi dengan Airlangga memang tidak bisa dinafikkan. Dedi diketahui sebagai salah satu pengurus yang berkukuh mendorong pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk menggantikan Setya Novanto. Ia juga tercatat sebagai salah seorang yang berjuang untuk memenangkan Airlangga dalam bursa pergantian pucuk pimpinan partai berlambang pohon beringin itu.
Kini, usaha Dedi menuai hasil. Airlangga dipilih sebagai Ketum Golkar menggantikan Novanto dalam rapat pleno. Pengukuhan Airlangga akan dilakukan dalam Munaslub yang akan digelar di Jakarta pada 19-20 Desember 2017.
(Baca Juga: Dipilih Jadi Ketum Golkar, Airlangga Komitmen Dukung Jokowi pada Pilpres 2019)
Di sisi lain, upaya politik yang dilakukan Dedi dalam menyukseskan Airlangga memantik pertanyaan, akankah ia mendapatkan tiket dukungan untuk maju sebagai calon gubernur Jawa Barat, setelah rezim yang lalu lebih memilih Ridwan Kamil? Apakah Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga akan mengalihkan dukungannya untuk Dedi?
"Saya belum membicarakan apapun. Kecuali nanti saya setelah berkonsultasi dengan Airlangga Hartarto dan besok berbicara bagaimana lagkah-langkah penanganan Jawa Barat ke depan," ucap Dedi usai rapat pleno di Kantor DPP Golkar, Jakarta Barat.
Dedi berkata, ia merupakan orang yang memperjuangkan Golkar agar partai tersebut menjadi solid dan visioner. Selain itu, ia mendambakan Golkar memiliki visi kerakyatan dan mengabdi untuk masyarakat seutuhnya. Cita-cita itu salah satunya ia gantungkan di pundak Airlangga sebagai pemimpin tertinggi partai.
(Baca Juga: Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Gantikan Setya Novanto)
Masalah Pilgub Jabar, ia menyerahkan sepenuhnya kepada Airlangga Hartarto. Ia optimis akan terjadi peralihan dukungan dari Kang Emil kepada dirinya. Terlebih, Dedi merupakan kader Golkar yang dari awal memperjuangkan Airlangga untuk menjadi Ketua Umum.
"Seluruhnya diserahkan kepada Pak Airlangga. Dari awal kan saya dorong Pak Airlangga. Kalau saya dorong berarti saya memiliki kepercayaan. Paling ingat bahwa dorongan saya pelakasanan Munaslub Golkar bukan untuk kepentingan pencalonan gubernur, tapi untuk menyelamatkan Golkar. Setiap peluang pasti ada. Tapi yang memiliki peluang masyarakat, bukan saya," ungkap Dedi.
Sekadar informasi, Airlangga Hartarto terpilih menjadi Ketua Umum Golkar menggantikan Novanto melalui rapat pleno DPP Golkar. Hasil pleno akan dilaporkan di Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang akan digelar pada 18 Desember 2017. Setelah itu, Airlangga akan dikukuhkan sebagai Ketum Golkar dalam forum Munaslub yang diselenggarakan di Jakarta pada 19-20 Desember 2017.
Di sisi lain, Setya Novanto kini tengah duduk di kursi pesakitan sebagai terdakwa kasus dugaan korupsi KTP Elektronik. Praperadilan yang diajukan Novanto otomatis gugur setelah dakwaan dibacakan pada sidang pokok perkara. Setya Novanto didakwa melanggar Pasal 2 Ayat 1 atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 Ayat 1 ke-1.
(Baca Juga: Gerindra: Golkar Berpotensi Ubah Haluan Dukung Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar Usai Munaslub)
(Mufrod)