WASHINGTON - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menyambut baik terselenggaranya perundingan antara Korea Utara dan Korea Selatan. Meski demikian, DK PBB tetap bersikeras dalam menegakkan sanksi terhadap Korea Utara.
"Anggota Dewan Keamanan menyambut baik langkah terakhir dan komunikasi yang telah terjadi antara Korea Utara dan Korea Selatan," ungkap Duta Besar Kazakhstan untuk PBB Kairat Umarov, yang juga menjabat sebagai Presiden Dewan Keamanan bergilir untuk Januari.
BACA JUGA: Rusia Berharap Perundingan Korut-Korsel Redakan Tensi di Semenanjung Korea
"Anggota dewan mencatat bahwa dialog awal antara kedua negara Korea dapat membuka kemungkinan untuk percaya diri dan membangun kepercayaan di Semenanjung Korea, untuk mengurangi ketegangan dan dorongan menuju denuklirisasi," tambahnya.
Dilaporkan Xinhua, Kamis (11/1/2018), DK PBB menyampaikan harapannya bahwa interaksi semacam itu benar-benar akan mengarah pada denuklirisasi di Semenanjung Korea. Terlepas dari perkembangan positifnya, DK PBB tidak akan mengalah pada sanksi terhadap Korea Utara karena senjata nuklir dan program rudal balistiknya. DK PBB telah mengadopsi 10 resolusi yang berisi sanksi terhadap Korea Utara sejak 2006.
BACA JUGA: Hotline Militer Korsel-Korut Difokuskan untuk Persiapan Olimpiade Pyeongchang
"Anggota Dewan Keamanan mengulangi bahwa Korea Utara dan semua negara anggota lainnya harus secara komprehensif dan ketat menerapkan semua resolusi Dewan Keamanan yang relevan," kata Umarov.
Sebagaimana diberitakan, Korea Utara dan Korea Selatan pada Selasa 9 Januari memulai perundingan tingkat tinggi, yang pertama dalam dua tahun lebih. Perundingan tersebut digelar di desa gencatan senjata Panmunjom yang berada di antara perbatasan yang dijaga ketat antara kedua negara Korea tersebut.
BACA JUGA: Korut: Persenjataan Kami Hanya untuk AS, Bukan Korsel
Peundingan tersebut membuahkan hasil bahwa Korea Utara sepakat untuk mengirim delegasi ke Olimpiade Musim Dingin 2018 yang dimulai pada Februari di wilayah timur Korea Selatan, Pyeongchang, dan Paralimpiade 2018 pada Maret.
Seoul dan Pyongyang juga sepakat untuk mengadakan dialog terpisah antara otoritas militer mereka setelah menyetujui bahwa mereka harus melakukan upaya bersama untuk mengurangi ketegangan militer dan menciptakan lingkungan yang damai di Semenanjung Korea.
Korea Utara juga membuka kembali sebuah hotline militer dengan Korea Selatan melintasi perbatasan barat dalam pembicaraan tingkat tinggi antar-Korea.
(pai)
(Rifa Nadia Nurfuadah)