Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Menakar Peluang Kemenangan Pasangan Esthon-Chris di Pilgub NTT

Adi Rianghepat , Jurnalis-Kamis, 11 Januari 2018 |12:44 WIB
Menakar Peluang Kemenangan Pasangan Esthon-Chris di Pilgub NTT
Esthon F dan Chris Rotok (foto: Adi R/Okezone)
A
A
A

Hal ini bukan sekadar bualan, namun ini menjadi nyata dari pernyataan banyak masyarakat saat tim bertemu ke lapangan. Publik NTT sudah sangat mengenal Esthon Foenay sebagai bekas birokrat yang berpengalaman dan bahkan memiliki rekam jejak yang relarif tanpa cacat.

Bahkan Ketua DPD Partai Gerindra itu pernah menjadi Wakil Gubernur NTT di periode 2003-2008 yang mengakhiri masa dinasnya tanpa cela dan cacat. Terkenal tenang, dinamis, sederhana dan sedikit humoris, Esthon Foenay mendapat banyak simpatik masyarakat.

Bahkan nama suku 'Foenay' yang disandangnya mewakili arti bagi kalangan suku Timor. Di mana nama 'Foenay' itu adalah suku penting di kalangan Raja Timor. Memang hal ini sama sekali tak ada kaitan dengan pemilihan kepala suku lazimnya di sistem kerajaan atau suku, namun tentunya memilki daya magnet kuat untuk menjaring pemilih.

Hal sama juga terjadi pada Chris Rotok sang pendamping Esthon Foenay. Bakal calon wakil gubernur ini memiliki rekam jejak yang juga tidak kalah dan sudah sangat dikenal publik NTT. Kader Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi NTT ini bahkan baru saja mengakhiri tugasnya sebagai Bupati Manggarai di Pulau Flores selama 2 periode.

Esthon Foenay-Chris Rotok saat Daftar ke KPU NTT (foto: Adi R/Okezone)

Bekas birokrat ini juga mengakhiri masa tugasnya sebagai kepala daerah di basis Katolik itu juga tanpa cacat. Rekam jejak pasangan ini menjadi jualan tim relawan pasangan Esthon-Chris ke publik masyarakat pemilih di NTT.

"Jujur kami tidak punya apa-apa, yang kami miliki adalah pengalaman dan hati untuk membangun masyarakat dan daerah ini menuju sejahtera dengan sejumlah program pro rakyat," kata Esthon.

NTT dengan tipologi dan geografis yang strategis di selatan NKRI katanya memiliki potensi yang jika diramu dengan cerdas dan cermat akan membawa dampak bagi kemajuan masyarakat yang lebih baik dan sejahtera.

"Dan itu hanya bisa dilakukan oleh pemimpin yang punya pengalaman," kata Esthon yang pernah menjabat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTT itu.

"Kalau dia orang baru yang tidak pernah urus NTT pasti akan kesulitan," lanjutnya.

NTT sangat beragam dan beraneka baik suku, agama, ras dan golongan. Hal ini tentu membutuhkan pemimpin yang punya rasa toleransi tinggi. Pemimpin berazas pluralis sangat dibutuhkan di provinsi ini. "Dan kamilah pemimpinnya. Kami sudah membuktikan itu," kata Esthon.

Dia mengaku dalam kontestasi pilkada ini, pasanga Esthon-Chris menilai tiga pasanganainnya adalah saudara dan sahabat-sahabat. "Dalam politik di pilgub kita berkompetisi tetapi dalam Tuhan kita bersaudara. Biarlah rakyat memilih dengan pilihannya," kata Esthon.

(Baca Juga: Pasangan Esthon-Chris Imbau Masyarakat Hindari Narkoba)

Pasangan Esthon-Chris di kondisi ini terus memberikan pendidikan poliik yang baik bagi masyarakat yang punya kekuasaan sesungguhnya untuk menentukan siapa pemimpinnya lima tahun ke depan.

"Kita hanya bisa bekerja dan berusaha serta berdoa. Tuhanlah yang menentukan. Pasangan Esthon-Chris meyakini akan memenangi kontestasi ini," katanya.

Dalam kesemuanya itu kedamaian dan keamanan harus menjadi tujuan akhir prosesi kontestasi politik lima tahunan ini. Itulah pendidikan politik yang sesungguhnya dan menujukan kedewasaan para petarung dan pemimpin politik derah ini. Tunjukan program pasangan, jangan saling crla dan sebar kampanye hitam. Hiduplah dalam kedewasaan politik yang santun.

(Fiddy Anggriawan )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement