Pria asal Brebes itu melanjutkan, masih terus menjalin komunikasi politik dengan sejumlah parpol sekaligus memperbesar koalisi. Apalagi, saat itu dia belum mendapatkan pasangan yang pas sehingga bergerilya ke berbagai kalangan mulai politisi hingga ulama.
“Dari sana tidak berhenti, dengan terus bertemu, berkomunikasi, bertukar pikiran dengan partai-partai lain. Karena itu ketika akhirnya PKB bergabung, ini satu dari doa ikhtiar kita, sebab kita ingin koalisi yang dibangun bukan besar-besaran tapi bagaiamana semajemuk mungkin,” lugasnya.
Sudirman juga mengatakan jika parpol koalisi pengusungnya cukup berwarna karena terdiri dari kalangan nasionalis dan religius. Apalagi, pasangan yang mendampinginya sebagai cawagub yakni Ida Fuziyah merupakan politikus senior PKB sekaligus warga Nahdliyin.
“Hari ini kita menyaksikan koalisi yang mendukung warna-warni, cukup memberikan optimisme. Gerindra dengan prinsip kebangsaan, nasionalisme, sering pula dikatakan nasionalisme religius. Kemudian PAN dan PKS di balik religiusnya juga nasionalis. Kemudian belakangan PKB merupakan representasi dari kelompok Nahdliyin. Di situ segala warna ada, kita mensyukuri itu,” pungkasnya.
(Khafid Mardiyansyah)