SEBUAH laman di Facebook menyerukan kekerasan terhadap 102 pria Muslim yang diduga menjalin hubungan dengan perempuan Hindu telah dihapus. Laman yang menyerukan umat Hindu untuk 'melacak dan memburu kaum pria dalam sebuah daftar, itu telah membangkitkan kemarahan di dunia maya India.
Daftar tersebut juga menyertakan tautan ke profil Facebook orang-orang yang disebutkan namanya, menimbulkan kekhawatiran terhadap keselamatan mereka.
Meski laman diberi nama "Hindutva Varta (Bincang Hindutva), tidak ada kelompok Hindu yang mengklaim laman itu.
"Daftar hitam " itu ramai di media sosial selama akhir pekan setelah seorang pengguna Twitter mendesak warganet untuk memberi perhatian terhadap laman tersebut.
"Para teroris Hindu menerbitkan daftar panjang pernikahan antar komunitas (antar agama) dan mendesak umat Hindu untuk membunuh suami dari perempuan-perempuan ini," bunyi cuitan tersebut.
Kendati laman tersebut sudah dihapus, situs India Alt News telah mengarsipkan beberapa posting, termasuk daftar pasangan, namun telah mengaburkan nama-nama mereka. Semua unggahan yang diarsipkan itu mendorong kekerasan dalam apa yang disebut "jihad cinta".
Istilah ini dipopulerkan oleh kelompok kecil Hindu radikal yang menuduh kaum pria Muslim melakukan persengkongkolan untuk meng-Islamkan perempuan Hindu dengan merayu, memperistri mereka dan membuat mereka pindah agama.
"Sangat mengkhawatirkan bahwa ada daftar seperti itu," kata Pratik Sinha, salah satu pendiri Alt News, kepada BBC, Selasa (6/2/2018).
"Membayangkan bahwa ada yang menghabiskan waktu mereka untuk melacak nama-nama orang dalam hubungan semacam itu, sungguh mencemaskan."
Daftar hitam ini ditautkan ke profil-profil Facebook dari 102 pria Muslim dan perempuan Hindu. Daftar tersebut sepertinya disusun berdasarkan 'status hubungan' yang tercantum dalam individu-individu ini di Facebook.
Ini bukan kali pertama daftar tersebut beredar secara online. Sinha mengatakan, kasus serupa telah ditemukan pada November 2017 di sebuah laman esktrem kanan lainnya. Namun, daftar yang tercantum dalam laman "Keadilan bagi umat Hindu" itu tidak disertai dengan seruan kekerasan.
"Ini tentang bagaimana propaganda media sosial tercipta, karena daftar seperti ini bisa diedarkan dari satu laman ke laman lainnya," tambahnya.
Satu posting sebelumnya di halaman yang sama memuat seruan kepada orang tua Hindu untuk mengajari anak perempuan mereka menggunakan senjata sehingga mereka dapat melindungi diri mereka dari 'jihad cinta.'
Pada posting lain, sebuah video menunjukkan seorang pria Muslim diserang dengan kekerasan oleh sekelompok pria.
Sejak lama, perkawinan antara orang Hindu dan Muslim dikecam oleh kalangan keluarga India konservatif. Namun, tuduhan adanya motif yang lebih dalam dan keji dalam hubungan itu merupakan gejala yang baru muncul beberapa waktu belakangan. Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak perkawinan yang dicap sebagai 'jihad cinta.'
Beberapa waktu lalu, seorang pria diserang hingga tewas lantaran dugaan hubungan antar agama, dan seorang perempuan Hindu bunuh diri setelah dia diintimidasi di WhatsApp karena bersahabat dengan seorang pria Muslim.
Pada 2017, pengadilan membatalkan pernikahan seorang perempuan Hindu yang masuk Islam dan menikahi seorang pria Muslim. Kasus tersebut akhirnya sampai ke Mahkamah Agung India, di tengah munculnya tuduhan bahwa pria tersebut terkait dengan kelompok teroris.
(Rahman Asmardika)