Seusai mengaji itulah, Nazwa mengeluh sesak nafas semakin menjadi, bahkan disertai batuk dan pilek. Karena khawatir dengan kondisi anaknya, lalu sekira pukul 18.00 WIB pihak keluarga membawa korban ke klinik Alhakim, sayangnya tak ada dokter ahli disana. Kemudian orangtua memindahkan Nazwa ke Puskesmas Rawa Buntu.
"Begitu sampai Puskesmas Rawa Buntu, kondisi pasien tubuhnya sudah membiru, nafasnya sudah tidak ada, pupil matanya sudah melebar, tim kami segera melakukan perangsangan jantung dengan menekan bagian dada, namun pasien tetap tak tertolong," jelas Dokter Tulus, Kabid Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel kepada wartawan di kantornya, Jalan Rawa Buntu Raya, Ciater, Serpong.
Sebelumnya, sempat ramai beredar di media sosial yang menyebutkan bahwa Nazwa meninggal dunia usai diberi vaksin tahap dua difteri, yakni pada sekira awal Februari 2018. Dalam status yang diunggah itu dikatakan, jika ada dugaan pasien mengalami kesalahan prosedur dalam penyuntikan vaksin difteri.
"Kita sudah melakukan pengecekan histori pasien ini, baik kepada keluarga maupun pihak sekolahnya. Hasilnya, pasien dinyatakan sudah 2 kali menjalani vaksin Difteri, pertama pada tanggal 24 Desember 2017, dan kedua pada awal Februari kemarin," jelas Dokter Sulestiorini, Kasie Imunisasi Surveillance dan Penanggulangan Krisis Dinkes Kota Tangsel, di lokasi yang sama.
(Arief Setyadi )