Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Wantimpres Ajak Ulama & Pesantren Bangkitkan Nilai-Nilai Pancasila

Fakhrizal Fakhri , Jurnalis-Jum'at, 02 Maret 2018 |13:20 WIB
Wantimpres Ajak Ulama & Pesantren Bangkitkan Nilai-Nilai Pancasila
Anggota Wantimpres Sidarto
A
A
A

JAKARTA - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sidarto Danusubroto mangatakan, peran ulama dan pesantren masih diperlukan dalam membangun masyarakat yang religius yang memiliki spiritualitas, maju, rasional, meritokrasi, demokratis, toleran, dan bisa menerima perbedaan di Indonesia.

Pesantren dan ulama, ujar Sidarto, dapat menjadi kekuatan dalam menangkal maraknya hoax yang berpotensi membuat keresahan di masyarakat dan juga merefleksikan wajah Islam yang membangun peradaban berazaskan rahmatan lil alamin yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila.

“Fakta sejarah di Indonesia menunjukkan, selama ini Islam mampu menyatu dengan kearifan lokal tanpa harus mengakibatkan gesekan. Inilah wajah Islam Indonesia yang tumbuh sejak berabad-abad silam, yaitu wajah yang terbuka, toleran, dan sadar akan kemajemukan. Di atas fondasi inilah semestinya dakwah Islam berpijak,” kata Sidarto dalam keterangan di Jakarta, Jumat (2/3/2018).

Sidarto mengatakan, dalam masyarakat yang bercorak multikultural, cara berdakwah Nabi Muhammad SAW telah memberikan tauladan dengan apa yang dalam sejarah Islam disebut sebagai Piagam Madinah. Masyarakat Madinah dapat bersatu dengan itu.

Menurut dia, negara-negara maju di dunia telah menerapkan sikap hidup “berketuhanan” yang bukan hanya sekedar ritual, namun dalam perilaku sehari-hari.

“Di negara Barat maju, bukan saja dalam teknologi dan industri, tetapi juga dalam kemanusiaan, mereka memiliki program-program sosial negara kesejahteraan, bagaimana memuliakan semua yang hidup dan menjaga keseimbangan semesta,” ujarnya.

Ia mengatakan, Pancasila belum tumbuh secara maksimal sebagai nilai-nilai yang ada dalam kehidupan masyarakat. Sebab itu, pesantren dan ulama dapat berperan menumbuhkan nilai-nilai Pancasila kembali.

“Kita melihat adanya defisit nilai Pancasila yang tercermin dalam hampir setiap aspek politik, hukum, ketatanegaraan, hingga kesejahteraan rakyat. Ini yang sangat perlu kita bangkitkan kembali,” tutur Sidarto.

Sidarto menyarankan, agar aktivitas dakwah tidak hanya menawarkan jalan kebenaran, tapi menjadikan orang lain sebagai penyeru jalan kebenaran, dan tidak dibenarkan merasa paling benar. Termasuk menghormati hak orang-orang yang berbeda agama.

"Ini menunjukkan cinta tanah air dan nasionalisme adalah fitrah dan naluri yang Allah SWT sematkan secara kuat didalam diri manusia. Penolakan dan antipati terhadap kebangsaan dan nasionalisme, justru bertentangan dengan fitrah suci tersebut dan tidak memiliki landasan sama sekali di dalam Islam, baik secara doctrinal maupun historical,” tandasnya.

(Angkasa Yudhistira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement