Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mantan Mata-Mata Rusia dalam Kondisi Kritis Setelah Terpapar Zat Misterius di Inggris

Rahman Asmardika , Jurnalis-Selasa, 06 Maret 2018 |10:11 WIB
Mantan Mata-Mata Rusia dalam Kondisi Kritis Setelah Terpapar Zat Misterius di Inggris
Dua orang polisi berjaga di lokasi ditemukannya Skripal di Salisbury, Inggris. (Foto: Reuters)
A
A
A

LONDON - Sergei Skripal, seorang mantan mata-mata yang didakwa bersalah oleh Rusia karena memberikan rahasia kepada intelijen Inggris, berada dalam kondisi kritis setelah terpapar bahan yang tidak diketahui.

BACA JUGA: Inggris Tuduh Putin Terlibat Pembunuhan Eks Mata-Mata Soviet

Pria berusia 66 tahun itu ditemukan tidak sadarkan diri bersama seorang perempuan berusia 33 tahun di bangku sebuah pusat perbelanjaan di Salisbury, selatan Inggris. Kedua korban dalam keadaan kritis dan dirawat dalam perawatan intensif.Kejadian ini diumumkan sebagai sebuah insiden besar.

Skripal, seorang kolonel dalam GRU, sebuah unit intelijen militer Rusia, ditangkap pada 2004 oleh Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) karena dicurigai mengkhianati puluhan agen Rusia untuk intelijen Inggris. Dia dijatuhi hukuman 13 tahun penjara atas tuduhan pengkhianatan pada 2006.

Namun, pada 2010 dia diampuni oleh Presiden Rusia, Dmitry Medvedev sebagai bagian dari pertukaran mata-mata untuk membawa 10 agen Rusia yang ditahan di Amerika Serikat kembali ke Moskow.

Skripal kemudian tinggal di Inggris dan tidak pernah terpantau sampai dia ditemukan tak sadarkan diri di Salisbury pada Minggu, 4 Maret waktu setempat.

Kepolisian Inggris tidak mengumumkan nama kedua orang yang dirawat, namun dua sumber yang dekat dengan penyelidikan mengatakan kepada Reuters, bahwa pria yang berada dalam kondisi kritis adalah Skripal. Tidak diketahui zat apa yang menyebabkan mereka berada dalam kondisi tersebut.

"Ini belum dinyatakan sebagai insiden kontra terorisme dan kami akan meminta orang-orang untuk tidak berspekulasi," kata Pejabat Sementara Asisten Kepala Polisi Wiltshire, Craig Holden kepada reporter sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (6/3/2018).

"Namun, saya harus menekankan bahwa kita tetap berpikir terbuka dan kita terus mengkaji posisi ini," ujarnya.

BACA JUGA: Putin Dituduh Bunuh Eks Agen KGB, Kremlin Tidak Heran

Pada 2006, seorang mantan agen dinas intelijen Uni Soviet, KGB, Alexander Litvinenko dibunuh dengan zat radioaktif polonium di London. Penyelidikan yang dilakukan Inggris mengklaim pembunuhan itu dilakukan atas izin Presiden Rusia, Vladimir Putin, namun tuduhan itu berulangkali dibantah oleh Kremlin.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement