Menurut Emi, dari informasi yang didapat, ibunya sempat sadar di rumah sakit, namun ketika sadar ibunya menjerit dan pihak rumah sakit memberi obat penenang, "Setelah diberi obat penenang ibu tidak sadarkan diri hingga sekarang," katanya.
Emi juga mengatakan tagihan rumah sakit hingga saat ini mencapai Rp75 juta dan belum ada yang bisa membayarkan. "Awalnya majikan tempat ibu bekerja menolongnya, namun karena pengobatan mahal, majikannya menghentikan pembayaran biaya ibu di rumah sakit," terangnya.
Dari kejadian itu, Emi berinisiatif mengunjungi ibunya dan ia pun mengurus paspor di Jambi, karena prosesnya lama dan minimnya pengetahuan, Emi pindah membuat paspor ke Kuala Tungkal yang dibantu agen.
"Ternyata membuat paspor di Tungkal terhalang surat pembatalan dari Jambi, Sudah Rp3 juta biaya keluar untuk mengurusi paspor agar bisa sampai ke Malaysia untuk melihat ibu," ceritanya.
Sembari menunggu paspor keluar, Emi dan keluarga sempat berinisiatif mencari bantuan dengan mamasukkan surat ke pemerintah provinsi dan DPRD supaya bisa membantu mengurus pemulangan ibunya ke tanah air. "Kami berharap pemerintah bisa membantu memulangkan ibu ke tanah air supaya bisa dirawat di sini," pungkas Emi dengan mata berkaca-kaca.
(Rizka Diputra)