Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mengoptimalkan Keberadaan Kurikulum 2013 dengan Bijak dan Efektif

Hessy Trishandiani , Jurnalis-Rabu, 04 April 2018 |08:00 WIB
Mengoptimalkan Keberadaan Kurikulum 2013 dengan Bijak dan Efektif
Ilustrasi pembahasan kurikulum 2013 (Foto: Dok. Kemendikbud)
A
A
A

PENDIDIKAN adalah modal penting bagi masa depan seorang anak. Berawal dari pendidikan di bangku sekolah, anak akan bisa mendapatkan banyak ilmu yang menjadi bekal untuk menggapai cita-cita. Bicara tentang pendidikan tentu tak bisa lepas dari kurikulum. Ibarat rumah, kurikulum adalah pondasi yang menjadi dasar untuk membangun.

Dari berbagai kurikulum yang pernah diterapkan pada pendidikan di Indonesia, kurikulum 2013 banyak menjadi bahan perbincangan. Tak hanya di kalangan akademis dan praktisi pendidikan, tapi juga masyarakat. Orangtua anak-anak yang menjadi murid dan merasakan langsung kurikulum 2013 pun tak lepas dari sini. Lantas seperti apa sebenarnya kurikulum 2013 tersebut?

Kurikulum 2013 sudah diterapkan sejak 2014, tapi penerapannya masih terbatas dan bertahap. Pada awal penerapan kurikulum 2013, belum semua sekolah menerapkannya dan tidak semua kelas pada sekolah tersebut menerapkan kurikulum 2013.

Mulai 2018 ini, kurikulum 2013 harus digunakan pada semua sekolah di tingkat pendidikan dasar dan menengah. Namun tidak semua guru menyambut baik kebijakan ini, masih banyak guru yang menemui kesulitan dalam menerapkan kurikulum 2013. Tidak sedikit pula pendapat negatif dari praktisi pendidikan tentang kurikukum  2013 dan hal ini menjadikan beban bagi guru yang merupakan ujung tombak dalam proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) di sekolah.

Keluhan guru pada penerapan kurikulum 2013 salah satunya adalah topik yang banyak pada setiap mata pelajaran tetapi jam mengajar yang sedikit. Ini membuat para guru khawatir ada topik-topik yang tidak dapat tersampaikan pada siswa. Mengenai topik yang banyak dan jam mengajar yang sedikit sebenarnya bisa disiasati dengan pembelajaran yang tidak lagi berpusat pada guru, tetapi membuat siswa aktif dalam pembelajaran (active learning).

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement