“Kami memiliki informasi intelijen yang mengatakan bahwa Hamas berencana melakukan serangan teroris besok (Jumat). Mereka akan menggunakan api dari ban-ban yang dibakar untuk mengalihkan perhatian. Kami sudah melakukan persiapan yang dibutuhkan,” ujar Ronen Manelis.
Unjuk rasa pada pekan lalu dilakukan dengan tuntutan utama pemberian hak bagi pengungsi Palestina untuk kembali ke tanah mereka yang saat ini dikuasai Israel. Para pengunjuk rasa mendirikan tenda-tenda di perbatasan guna melakukan aksinya hingga lima pekan mendatang.
Kekerasan diperkirakan tidak akan berakhir hingga 15 Mei, yang diperingati sebagai ‘Hari Nakba’ oleh warga Palestina, atau hari penderitaan. Peringatan tersebut bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Israel ke-70.
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, telah mengumumkan bahwa pemindahan Kedutaan Besar ke Yerusalem dilakukan pada pertengahan Mei mendatang. Keputusan tersebut memicu kemarahan luar biasa dari warga Palestina yang menghendaki Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara jika kelak merdeka.
(Wikanto Arungbudoyo)