JAKARTA - Terdakwa perkara korupsi proyek pengadaan e-KTP, Setya Novanto (Setnov) membacakan sendiri pleidoi atau nota pembelaannya pada hari ini. Setnov tidak membantah akan membongkar keterlibatan pihak lain dalam kasus dugaan korupsi lewat nota pembelaannya.
"Pertama kita harus jelaskan secara menyeluruh (nama-nama pihak lain), pernyataan yang saya ketahui dan apa yang saya lihat," kata Setnov sebelum menjalani persidangan, di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Jumat (13/4/2018).
Mantan Ketua DPR RI tersebut mengaku sudah mencoba terbuka dan kooperatif terkait perkara yang menyeretnya. Nantinya, lewat nota pembelaan, Setnov juga berjanji akan menjelaskan secara detail perkaranya itu.
"Dan saya sudah terbuka, kooperatif dengan KPK, penyidik, JPU, saat inilah saya sampaikan sejelas-jelasnya, selain pengacara, (saya) juga akan menyampaikan (pleidoi)," terangnya.
(Baca: Pengacara Akui Setnov Buat Sendiri Nota Pembelaannya)
Diketahui, Pengadilan Tipikor Jakarta kembali mengagendakan sidang perkara dugaan korupsi proyek pengadaan e-KTP untuk terdakwa Setya Novanto (Setnov) dengan agenda pembacaan pleidoi atau nota pembelaan terdakwa, pada hari ini.
Setnov mengajukan pleidoi setelah Jaksa pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menuntut mantan Ketua DPR RI itu dengan pidana penjara selama 16 tahun. Selain dituntut penjara, Setnov juga didenda sebesar Rp1 miliar subsider enam bulan kurungan.
Sebelumnya, Setya Novanto didakwa merugikan negara sekira Rp2,3 triliun dari proyek pengadaan e-KTP, tahun anggaran 2011-2012. Dia selaku mantan Ketua Fraksi Golkar diduga mempunyai pengaruh penting untuk meloloskan anggaran proyek e-KTP yang sedang digodok oleh Komisi II DPR RI.
(Baca juga: Hari Ini, Setya Novanto Membela Diri)
Atas perbuatannya, Setya Novanto dituntut melanggar Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tipikor Juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
(Ulung Tranggana)