JAKARTA – Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang (OSO) mengatakan pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Persaudaraan Alumni (PA) 212 merupakan hal yang wajar. Menurutnya, sebagai kepala negara, Jokowi memiliki kewajiban untuk bertemu lapisan masyarakat, termasuk ormas.
"Positif. Seorang presiden untuk mendekati semua lapisan masyarakat termasuk organisasi-organisasi resmi atau organisasi yang dianggap tidak resmi itu kewajiban seorang kepala negara, untuk mendekati semua unsur-unsur masyarakat bangsa Indonesia ini," tutur Oso di Gedung DPR, Senayan, Rabu, (25/4/2018).
Ketika disinggung pertemuan itu terkesan mendadak dan berbau politik, OSO menilai, jauh sebelum jadi presiden, Jokowi sering melakukan hal serupa yakni bertemu dengan para tokoh masyarakat.
"Waktunya baru sekarang, momentum dia melakukan hal-hal itu. Tapi, kan sejak awal, sejak jadi wali kota dia juga sudah berhubungan dengan tokoh-tokoh masyarakat di daerahnya. Saya kira situasinya yang memang memungkinkan untuk dia melakukan hal itu," kata OSO.

Jokowi memang kerap mendapat kritikan dari alumni 212 terlebih belakangan terjadi kriminalisasi terhadap para ulama. Bahkan, Jokowi disebut-sebut tidak dekat dengan kelompok Islam. Menurut OSO, Jokowi sangat terbuka dengan kritik yang sifatnya membangun.
"Kritik yang sifatnya membangun saya pikir Jokowi sangat terima. Tapi, jangan asal kritik, asal mempunyai indikasi untuk menjatuhkan sesuatu yang tidak harus jatuh. Jadi marilah kita anak-anak bangsa ini belajar dengan satu ketulusan dan keikhlasan melihat sesuatu yang benar," tukasnya.