JAKARTA – Gerakan global untuk hak-hak dan kemajuan perempuan saat ini tengah menguat, terutama di beberapa negara di Timur Tengah, namun proses tersebut terhalang oleh kendala keamanan yang masih menjadi isu serius di kawasan itu.
Hal itu disampaikan Wakil Presiden Iran bidang Perempuan dan Keluarga, Masoumeh Ebtekar kepada Okezone dalam wawancara khusus di Jakarta.
Wapres Masoumeh yang baru saja menghadiri konsultasi tingkat tinggi (KTT) ulama Wassatiyah Islam mengatakan, meningkatnya hak-hak perempuan di negara Timur Tengah saat ini, meski sebagian mungkin merupakan sebuah kebijakan jangka pendek, merupakan sesuatu yang positif. Tetapi, dia juga menekankan mengenai situasi kawasan Timur Tengah saat ini yang dilanda berbagai masalah keamanan yang menghambat kemajuan bagi kaum perempuan dan anak-anak.
“Saya pikir di kawasan kami, hambatan utama kemajuan wanita adalah masalah keamanan. Perang, ekstremisme, terorisme, pendudukan. Hambatan besar. Anak-anak dan wanita hidup dalam kondisi tidak aman, mereka hidup dalam perang, mereka mengalami agresi,” kata Wapres Masoumeh.
Wilayah Timur Tengah memang kawasan yang penuh dengan konflik. Dalam satu dekade terakhir perang dan ancaman terorisme terus terjadi di kawasan ini. Kondisi keamanan di Suriah, Irak, Yaman masih tidak stabil dengan perang dan serangan bom masih terus terjadi, sementara Palestina saat ini masih berada dalam pendudukan Israel.