SURABAYA - Warga Surabaya dikejutkan dengan ledakan bom di tiga gereja pada Minggu 13 Mei 2018. Akibat peristiwa tersebut, sebanyak 13 orang tewas dan 43 orang mengalami luka-luka.
Dalam waktu yang relatif cepat, Polri berhasil mengungkap pelaku bom bunuh diri dan motif di balik teror ini. Pelaku bom bunuh diri pada tiga lokasi merupakan satu keluarga, terdiri dari bapak, ibu dan empat anaknya.
Sepasang suami istri ini diketahui bernama Dita Upriyanto dan Puji yang beralamat di Wonorejo Asri, 11 Blok KK Nomor 22, Kecamatan Rungkut, Surabaya. Sedangkan keempat anaknya masing-masing berinisial Y (18), FH (16), FS (11) dan P (9).
Satu keluarga ini dikenal terbuka terhadap tetangga. Mereka berbaur dengan masyarakat sekitar, bahkan FS dan P sering bermain sepeda bersama anak-anak tetangga.
(Baca juga: Usut Tuntas Aktor Intelektual Serangan Bom di 3 Gereja Surabaya)
Selama ini satu keluarga tersebut tidak tampak seperti pelaku terorisme yang pada umumnya dikenal tertutup, dan jarang bersosialisasi dengan orang lain. "Keluarga ini (terduga teroris) dikenal harmonis dan bergaul seperti biasa yakni bersosialisasi dengan masyarakat," terang Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera, Senin (14/5/2018).
Keluarga pelaku bom gereja di Surabaya. Foto: Ist
Menurut Barung, anak-anak mereka sering bermain sepeda dengan anak para tetangga. Kondisi ini berbeda dengan keluarga pelaku lain yang dikenal tertutup.
Keluarga ini memang baru pulang dari Suriah. "Mereka termasuk dari 500 orang lebih yang dideportasi dari Suriah. Saat saya menyentuh tangan pelaku masih halus, maklum mereka masih muda," ungkap Barung.
Barung menambahkan, kini petugas masih berkonsentrasi dalam proses identifikasi terhadap para korban bom bunuh diri yang meninggal dunia. Pihaknya mendirikan posko postmortem dan antemortem di RS Bhayangkara Surabaya. Ini dilakukan untuk mengumpulkan data primer dan sekunder korban.
(Qur'anul Hidayat)