YOGYAKARTA - Diduga berafiliasi dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), dua dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dinonaktifkan dari jabatan strukturalnya. Salah satu dosen yang dinonaktifkan menjabat kepala program studi dan seorang lagi menjabat kepala laboratorium.
UGM menonaktifkan, keduanya dari jabatan struktural setelah sebelumnya dipanggil rektor dan dekan untuk mengetahui cara pandang mereka mengenai Pancasila. Bahkan, keduanya terancam dipecat jika tidak mau kembali ke ideologi Pancasila.
Kepala Bagian Humas Dan Protokol UGM Iva Ariani menyatakan, dari hasil pertemuan yang juga diikuti Dewan Guru Besar dan perwakilan Senat Akademik UGM, maka diputuskan jika proses selanjutnya diserahkan ke Dewan Kehormatan Universitas (DKU).
Hasil rekomendasi DKU tersebut nantinya akan menjadi panduan bagi universitas untuk melakukan tindakan selanjutnya. Sambil menunggu rekomendasi itu, kedua dosen dinonaktifkan untuk sementara dari jabatan strukturalnya.
“Kemarin hanya dialog, belum sidang atau pemeriksaan, nanti selanjutnya di DKU itu. Hasil pemeriksaan DKU yang menjadi rekomendasi untuk rektor menentukan langkah selanjutnya. Hasilnya secepatnya karena proses terhenti dengan adanya libur panjang. Mungkin diproses setelah Lebaran,” kata Iva Ariani.