Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Donald Trump Sangat Optimis Jalani KTT dengan Kim Jong-un

Agregasi VOA , Jurnalis-Senin, 11 Juni 2018 |06:55 WIB
Donald Trump Sangat Optimis Jalani KTT dengan Kim Jong-un
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Foto: AP)
A
A
A

Trump: Dalam Beberapa Menit Pertama Saya Tahu Dapat Mencapai Perjanjian Damai atau Tidak

Apakah perjanjian seperti ini dapat dicapai atau tidak, Trump pada Sabtu 9 Juni mengatakan baru akan mengetahuinya ketika bertemu Kim. “Saya kira dalam beberapa menit pertama sentuhan saya, perasaan saya, saya akan tahu. Ini yang saya lakukan,” ujar Trump memuji pengalamannya sebagai pengusaha.

Jika perasaan itu tidak positif, Trump memperkirakan, “Saya tidak ingin membuang-buang waktu saya. Saya tidak ingin membuang-buang waktunya.”

Trump berbicara dengan kelompok wartawan Gedung Putih di Charlevoix di Quebec, Kanada, setelah memangkas kehadirannya di pertemuan pemimpin negara-negara G7.

Kim Jong-un tiba di Singapura.

Trump mengaku menemui kesulitan untuk mengumpulkan banyak informasi mengenai Kim, yang memiliki sedikit pengalaman di panggung internasional, dan juga tentang siapa badan-badan intelijen asing yang berupaya mengumpulkan lebih dari sekadar data biografi dasar.

“Ini adalah pemimpin yang benar-benar memiliki kepribadian yang sama sekali tidak diketahui,” ujar Trump. Meskipun demikian ia akan datang dengan semangat positif dan sangat siap.

Sementara Kim Jong-un tiba di Singapura pada Minggu 10 Juni siang di tengah banyaknya spekulasi tentang hasil perundingan besok.

Trump menolak kritik bahwa pertemuan pemimpin Korea Utara itu dengan seorang presiden Amerika merupakan konsesi besar yang tidak memberi imbalan apa pun. Trump mengatakan sikap baik Pyongyang baru-baru ini yang membebaskan "tiga sandera" Amerika yang telah dipenjara di sana merupakan hal cukup membuatnya melangsungkan pertemuan itu.

"Hal ini belum pernah dilakukan sebelumnya," ujar Trump tentang pertemuan dengan Kim itu. "Jelas apa yang dilakukan sebelumnya tidak berhasil," tambahnya.

Para pejabat Amerika maupun analis yang menyertai presiden mengakui adanya risiko bahwa jika salah satu pihak memandang telah terjadi kesalahan betapun kecilnya, salah seorang pemimpin bisa segera menghentikan pembicaraan.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement