KARAMNYA Kapal Motor (KM) Lestari Maju di perairan Kepulauan Selayar menambah panjang kasus kecelakaan transportasi laut. Pada Juni 2018 setidaknya sudah ada dua kejadian kapal tenggelam, yakni KM Arista di perairan Pulau Khayangan (Selat Makassar) dan KM Sinar Bangun di Danau Toba.
Rentetan kejadian kapal tenggelam tentu menambah derita para pengguna transportasi laut tersebut. Bagaimana tidak dari tiga kejadian tersebut setidaknya ada penumpang yang menjadi korban tewas. Berikut ulasan Okezone, Selasa (3/7/2018) mengenai rentetan tenggelemnya kapal sepanjang Juni hingga Juli :
1. KM Arista
Pencarian KM Arista (foto: Antara)
Kapal penumpang tujuan Pulau Barrang Lompo yang tenggelam di Selat Makassar, Sulawesi Selatan diduga akibat kelebihan muatan. Menurut keterangan penumpang yang selamat, bernama Sukri, peristiwa tenggelamnya kapal tersebut terjadi pada Rabu 13 Juni 2018 sekira pukul 14.00 Wita.
“Kapal isinya orang yang mau mudik dan yang baru habis belanja barang-barang untuk Lebaran di Makassar. Kalau jumlah penumpangnya belum tahu pasti, karena tidak pakai tiket. Tapi yang pasti penuh tadi kapalnya,” tutur Sukri.
Informasi yang dihimpun, Kapal Motor (KM) Arista jenis jolloro’ (kapal tradisional) itu mengangkut sedikitnya 35 orang dari Pelabuhan Paotere’ Kota Makassar menuju Pulau Barrang Lompo. Di tengah laut, kapal yang dikemudikan Kila, itu terbalik setelah dihantam ombak.
Raudah, istri Kila mengatakan, mereka baru saja meninggalkan Pelabuhan Paotere’ saat peristiwa itu terjadi. Sekitar lima mil, mendadak kapal dihantam angin dan ombak besar. “Kapal langsung terbalik hingga tenggelam,” katanya.
Kapolres Pelabuhan Makassar, AKBP Aris Bachtiar mengatakan, jumlah total penumpang sekitar 35 orang. Sedangkan, penyebab kecelakaan masih didalami. Dalam peristiwa ini setidaknya ada 16 orang penumpang meninggal dunia.
Humas Basarnas Makassar, Hamsidar mengatakan, pihaknya telah melakukan audit data terakhir korban jiwa tragedi kapal maut yang menenggelamkan puluhan penumpang tujuan pulau Barrang Lompo tersebut. Namun, dirinya sendiri belum bisa memastikan akan penyebab lebih jelasnya korban yang sempat dilarikan ke Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo (RSWS).
"Ada penambahan korban. Dari total keseluruhan menjadi 16 orang yang telah meninggal dunia,"kata Hamsidar melalui pernyataan tertulisnya kepada Okezone.
Berdasarkan data faktual korban tercatat sedikitnya 73 orang yang penumpangi kapal tersebut. Padahal diawal diinformasikan hanya 35 orang penumpang.
Adapun yang berhasil dievakuasi tim SAR Gabungan berjumlah 71 orang yang terdiri dari 16 orang meninggal dunia dan 55 orang selamat. Sehingga 2 orang masih dalam pencarian.
Pencarian KM Arista (foto: Antara)
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Dicky Sondani menjelaskan, dugaan sementara penyebab tenggelamnya kapal akibat ombak dan angin kencang. Dia menambahkan, banyaknya korban tewas akibat karamnya kapal tersebut lantaran penumpang tak menggunakan jaket keselamatan saat bertolak ke Pulau Barrang Lompo.
"Korban banyak meninggal dunia enggak pakai life jacket," tegas Dicky.
2. KM Sinar Bangun
KM Sinar Bangun tenggelam dalam pelayaran dari Simanindo, Samosir, menuju Tigaras, Simalungun, Senin 18 Juni 2018 sore. Peristiwa tenggelamnya kapal ini sempat menhebohkan publik karena terjadi saat Libur Lebaran dengan jumlah penumpang hingga ratusan orang.
Saat tenggelam, KM Sinar Bangun diperkirakan membawa sekitar 200 penumpang dan puluhan sepeda motor. Sesuai data dari Basarnas, 24 orang yang ikut dalam kapal telah ditemukan. Sebanyak 21 orang dinyatakan selamat, sedangkan 3 penumpang ditemukan meninggal dunia. Sementara 164 orang lainnya masih hilang.
Pencarian KM Sinar Bangun di Danau Toba (foto: Antara)
Menurut keterangan dari saksi yang selamat yakni Hernando (24), Rahman (22) dan Santika (20). Selain dipadati penumpang, kapal itu juga mengangkut kendaraan roda dua.
"Saksi menyebut bahwa saat kejadian angin dan ombak sangat kencang. Kondisi kapal, jumlah penumpang dan kendaraan roda dua sangat padat. Diperkirakan oleh saksi-saksi, jumlah penumpang lebih dari seratus orang," terang Kasubbid Penmas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan.
KM Sinar Bangun tenggelam setelah 30 menit berlayar dari Simanindo menuju Tigaras, Kabupaten Simalungun. Sesaat sebelum kapal tenggelam, kapal nahas itu sempat oleng. Hingga kini pihak Basarnas dan Kepolisian masih mencari korban yang tenggelam di Danau Toba.
Kepala Kantor SAR Medan, Budiawan mengatakan, pihaknya saat ini masih mencari cara untuk mengangkat bangkai kapal yang berada di kedalaman 450 meter itu. Namun posisi bangkai kapal berada di dekat jurang yang memiliki kedalaman 600 meter.
"Biasanya jika target sudah ditemukan akan dilakukan evakuasi. Namun, lagi-lagi kedalaman Danau Toba menjadi persoalan. Kita harus pikir matang-matang soal keselamatan bagaimana kita bisa menolong objek ini bisa terangkat," ungkap Budiawan, Jumat 29 Juni 2018.
Basarnas, kata Budiawan, kini memunculkan dua opsi atas kondisi tersebut. Opsi pertama adalah tetap dilakukan evakuasi meski tentunya akan memakan waktu yang cukup lama dan tingkat risiko yang tinggi.
Opsi kedua adalah membiarkan kapal dan korban yang ada di dalamnya tetap berada di dalam air dan melakukan tabur bunga di atas lokasi tenggelamnya kapal.
"Tapi dua opsi itu masih rencana. Itu yang menjadi rapat kami hari ini. Kita akan berunding dengan Pemkab, dan keluarga korban," sebutnya.
Namun, pencarian korban dan bangkai KM Sinar Bangun resmi dihentikan, Selasa 3 Juli 2018. Sebab, alat untuk mengangkat bangkai kapal yang ada di kedalaman 400 meter sulit dilakukan.
"Kita kemarin sudah ada musyawarah antara Tim SAR Gabungan, keluarga korban, yang dimotori Bupati Simalungun Jopinus Ramli Saragih, bahwa korban sejumlah 164 orang itu akan diikhlaskan," kata Budiawan, Senin (2/7/2018).
Tabur Bungan kepada Korban KM Sinar Bangun (foto: Antata)
Usai dihentikan, lanjut Budiawan, keluarga korban penumpang KM Sinar Bangun beserta Basarnas, pemerintah setempat akan melakukan tabur bunga di lokasi tenggelamnya kapal di perairan Danau Toba.
"Jadi sudah ada kesepakatan pembuatan monumen tenggelamnya KM Sinar Bangun di Pelabuhan Tigaras dan juga pembuatan tanda di lokasi tenggelamnya kapal,"terangnya.
Sementara itu, di hari ke-15 pencarian, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan juga mengunjungi wilayah perairan Danau Toba untuk turut melakukan tabur bunga.
Tim SAR memulai berkemas-kemas untuk meninggalkan kawasan Tigaras, Kabupaten Simalungun, pascapenetapan berakhirnya pencarian KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba.
Di Simalungun, sejak Selasa (3/7/2018) pagi, terlihat personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara mulai mengangkut perahu karetnya dari perairan Danau Toba dan dinaikkan ke truk.
Namun di Pelabuhan Tigasras yang menjadi posko utama pencarian belum terlalu menonjol aksi berkemasnya karena masih menggelar doa bersama, tabur bunga, dan peletakan batu pertama pembangunan monumen KM Sinar Bangun.
3. KM Lestari Maju
Hari ini, Selasa 3 Juli 2018 kabar mengenai kapal karam kembali terjadi. Adalah KM Lestari Maju dengan rute Pelabuhan Bira menuju Pelabuhan Pamatata, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Sesaat Sebelum KM Lestari Maju Karam (foto: Ist)
Kronologi kejadian bermula sekira pukul 10.00 Wita, saat KMP Lestari Maju berangkat dari Pelabuhan Bira Kabupaten Bukukumba dengan tujuan Pelabuhan Pamatata, Kepulauan Selayar.
"Kapal sedang berlayar dari Bira Bulukumba ke Pelabuhan Pamatata," ungkap Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani.
Saat berlayar, sekira pukul 13.40 Wita, kapal mengalami masalah, di mana air masuk ke dek lantai bawah. Karena tengah beradai di lautan, KMP Lestari Maju merapat ke pantai Pabbadilan Desa Bungayya, Kecamatan Bontomatene, Kabupaten Kepulauan Selayar.
Informasi yang dihimpun, penumpang dievakuasi sementara ke Pantai Pa'baddilan, Desa Bungayya, Kecamatan Bontomate'ne Kabupaten Kepulauan selayar.
Kapal mengangkut lebih dari 130 penumpang dan dikabarkan, kapal jenis Ferry ini memuat sejumlah kendaraan seperti mobil, motor dan truk. Kendaraan tampak berhamburan dan di laut dan sejumlah penumpang dengan mengenakan pelampung.
Atas peristiwa ini dilaporkan, korban jiwa sementara 6 orang di mana salah satunya seorang bayi.
"Korban 6 orang termasuk bayi. Saat ini fokus evakuasi," tegas Dicky.
KM Lestari Maju membawa 139 orang saat karam di perairan Selayar, mengakibatkan 6 orang tewas termasuk bayi, kata otoritas setempat. Kapal diduga karam karena salah satu lambung kapal yang bocor.
“Sehingga air masuk ke dalam kapal,” ujar Dicky.
(Fiddy Anggriawan )