Pemerintah tidak akan membuang-buang waktu untuk mengungkap kejahatan terbaru itu, kata Harry Roque, juru bicara Duterte. Dalam pernyataannya, ia menjanjikan bahwa penyelidikan yang adil dan menyeluruh akan dijalankan oleh kepolisian guna membawa pelaku pembunuhan ke meja hijau.
Pada Senin, Antonio Halili (72), yang mencuri perhatian pada 2016 karena mengarak para tersangka penjahat narkoba di jalanan Tanauan, Manila Selatan, ditembus peluru di dadanya saat menghadiri upacara mingguan pengibaran bendera.
Duterte mengatakan sang wali kota kemungkinan memiliki keterlibatan dalam kejahatan narkoba dan gerakan "walk of shame" yang diusungnya untuk mengarak para tersangka penjahat narkotika merupakan taktik untuk meyakinkan polisi bahwa ia tidak memiliki keterkaitan dengan perdagangan obat-obatan terlarang.
Dalam upara pemakaman Halili, putri wali kota itu, Angelina, mengatakan kepada para wartawan bahwa adalah hal yang tidak adil untuk mengaitkan ayahnya dengan perdagangan narkoba. Ia juga mengatakan Duterte mendapat informasi yang salah.