Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Presiden Turki: UU Baru Israel Fasis, Semangat Hitler Muncul Kembali

Antara , Jurnalis-Rabu, 25 Juli 2018 |01:38 WIB
Presiden Turki: UU Baru Israel Fasis, Semangat Hitler Muncul Kembali
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto/Reuters
A
A
A

ANKARA - Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan pada Selasa bahwa Undang-Undang Israel, yang menyatakan bahwa hanya orang Yahudi yang mempunyai hak penentuan nasib sendiri, mengesahkan penindasan.

Dia juga menunjukkan bahwa Israel adalah negara fasis dan rasis, tempat semangat Adolf Hitler muncul kembali.

Pada pekan lalu, Knesset Israel mengesahkan undang-undang "negara-bangsa", yang membuat marah suku kecil Arab di negara itu dan menyebabkan Turki menuduh Israel berusaha membentuk "negara apartheid".

Foto/Reuters 

Saat berbicara kepada anggota Partai AK di parlemen, Erdogan -yang memimpin partai itu- mengatakan, undang-undang tersebut menunjukkan Israel adalah "negara paling Zionis, fasis dan rasis di dunia", dan menyerukan masyarakat dunia bergerak menentang Israel.

"Undang-undang negara-bangsa Yahudi itu, yang disahkan di parlemen Israel, menunjukkan maksud nyata negara tersebut. Undangt-undang itu mengesahkan semua usaha dan penindasan tidak berdasarkan atas hukum," kata Erdogan.

"Tidak ada perbedaan antara obsesi ras Aria Hitler dan mentalitas Israel. Semangat Hitler telah muncul kembali," katanya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menanggapi dengan menyatakan bahwa di bawah ErdogaN, Turki berubah jadi "kediktatoran gelap", dengan menuding presiden Turki itu "melakukan pembunuhan massal warga Suriah dan Kurdi".

Erdogan menyatakan Israel telah menunjukkan dirinya menjadi sebuah "negara teror" menyerang orang-orang Palestina dengan tank-tank dan artileri, seraya menambahkan bahwa langkah itu akan "menenggelamkan kawasan tersebut dan dunia dalam berlumuran darah dan menderita".

Foto/Reuters 

UU itu, yang didukung pemerintah sayap kanan Israel, disahkan parlemen setelah perdebatan politik selama berbulan-bulan.

"Inilah momen yang menentukan dalam sejarah Zionisme dan sejarah negara Israel," kata PM Netanyahu kepada Knesset.

Ketua Urusan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini juga menyatakan keprihatinannya pekan lalu, dengan mengatakan UU itu akan membuat rumit solusi dua-negara bagi penyelesaian konflik Israel-Palestina.

Turki dan Israel, bekas sekutu, mengusir masing-masing diplomat tinggi pada Mei dalam pertikaian mengenai bentrok-bentrok yang puluhan orang Palestina tewas akibat serangan pasukan Israel di perbatasan Gaza. Namun kedua pihak melanjutkan perdagangan satu sama lain.

Sudah sejak lama kedua negara itu berselisih atas kebijakan Israel terhadap orang palestina dan status Yerusalem. Erdogan menyerukan pertemuan puncak pemimpin Muslim dua kali dalam enam bulan terakhir setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memutuskan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

(Rachmat Fahzry)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement