YOGYAKARTA – Pemerintah terus berupaya untuk mendongkrak devisa. Caranya, dengan mendorong pengembangan destinasi pariwisata prioritas. Hal terungkap dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah (Rakorpusda) Bank Indonesia bersama seluruh stakeholder pemerintah. Rakorpusda ini digelar di Hotel Royal Amburrukmo, Yogyakarta, 27-30 Agustus 2018.
Pada kesempatan itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menegaskan, pariwisata adalah pilihan tepat untuk memperkuat ekonomi Indonesia. Karena, pariwisata mampu meningkatkan cadangan devisa negara yang terus tergerus sejak Februari lalu. Selain itu, sektor pariwisata diyakini mampu menekan defisit neraca transaksi berjalan (Current Account Deficit) di Indonesia.
"Perlu diakselerasi dan sinergi kebijakan antara pemangku kepentingan. Karena, pariwisata penyumbang devisa ketiga terbesar, setelah kelapa sawit dan batu bara. Potensi ke depan sangat besar untuk menyumbang devisa. Dengan mendorong pariwisata bisa menurunkan defisit transaksi berjalan dan memperkuat ketahanan ekonomi ke depan," kata Perry Warjiyo dalam jumpa pers usai Rakorpusda, Rabu 29 Agustus 2018.
Untuk mendorong hal tersebut, Rakorpusda mengeluarkan 9 strategi kebijakan yang akan diterapkan terhadap destinasi wisata prioritas. Seperti Danau Toba, Borobudur-Joglosemar, Mandalika, Labuan Bajo, Bali, Jakarta, Banyuwangi, Bromo, dan Kepulauan Riau. Sehingga percepatan dapat dilakukan.
Yang pertama, penetapan strategi pencapaian kinerja pariwisata melalui peningkatan aksesibilitas, keragaman atraksi, kualitas amenitas, didukung oleh penguatan promosi, dan peningkatan kapasitas pelaku pariwisata (3A2P).