Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pengakuan Korban Pelecehan Pastor di Cile: Saya Dilecehkan Puluhan Tahun

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Jum'at, 14 September 2018 |05:05 WIB
Pengakuan Korban Pelecehan Pastor di Cile: Saya Dilecehkan Puluhan Tahun
Fernando Karadima di ruang sidang pengadilan di Cile. Foto/Reuters
A
A
A

Pada tahun 2009, perkawinan James Hamilton menemui kegagalan dan ia berniat untuk membatalkannya.

Dalam pengajuan pembatalan, James mencantumkan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Karadima, sebagai alasan atas hancurnya pernikahan dengan istrinya.

Pihak gereja menekannya - seorang pastor mendatanginya dan memintanya untuk berhenti membuat surat pembatalan pernikahan.

"Mereka meminta saya untuk menandatangani sebuah deklarasi - yang menyebutkan bahwa saya telah cukup umur ketika bertemu Karadima, dan bahwa itu adalah hubungan antara dua pria dewasa."

James Hamilton menolak. "Saya tidak bisa menandatanganinya karena itu tidak benar," katanya.

Surat pembatalan pernikahannya pun akhirnya disetujui.

Foto: Okezone/BBC Indonesia

Surat tersebut kemudian bocor ke publik dan pada saat itulah pihak Gereja Katolik menyelidiki Fernando Karadima.

James Hamilton kemudian menghubungi pria-pria lain yang menjadi korban pelecehan yang dilakukan Karadima.

Pada 2010, mereka membuat pernyataan kepada jaksa sipil. Mereka tahu pastor itu tidak akan dipenjara karena kasus pidana Cile punya masa kadaluarsa, tetapi setidaknya mereka tidak ingin apa yang mereka alami ditutupi. Itu menakutkan.

"Media memuat nama-nama kami - kami (dilihat sebagai) yang terburuk. Saya pikir seseorang berupaya membunuh saya - menaruh bom di kolong mobil saya, atau rem mobil saya akan dipotong di daerah pegunungan.

119 kasus pelecehan seksual

"Hal-hal seperti ini terjadi di Cile di bawah kediktatoran Pinochet. Dan Karadima adalah seorang pendukung Pinochet - ia berteman dengan semua mantan jenderal Pinochet. Ia memiliki kekuatan besar - sampai saat ini."

Kini, Fernando Karadima berusia 88 tahun. Ia tinggal di sebuah biara dengan sebuah taman luas yang terletak di kawasan mewah Santiago.

Pada tahun 2011 Vatikan menyatakan ia bersalah atas pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, kadang-kadang dengan kekerasan.

Ia dijatuhi hukuman dengan menyendiri sembari berdoa, dan dilarang berhubungan dengan mantan anggota-anggota paroki, atau melakukan pelayanan publik.

Tapi mengapa pemrosesan kasus ini begitu lama? Apa yang menghambat Uskup Agung Santiago, Kardinal Francisco Javier Errazuriz, dalam melakukan penyelidikan gerejawi terhadap perilaku Karadima, padahal ia sudah menerima laporan pertama tentang pelecehan seksual setidaknya tujuh tahun sebelumnya?

"Sayangnya, saya menilai bahwa tuduhan itu tidak kredibel pada saat itu," katanya kepada media pada 2010.

Kasus Karadima ini mengguncang Cile. Kekesalan terhadap Gereja Katolik makin membara pada 2015. Kala itu, Paus Fransiskus menunjuk salah satu pemuka gereja, Juan Barros, sebagai uskup - seorang pria yang diduga melindungi Karadima.

Warga Cile sangat berang

Para pengunjuk rasa menyambut kedatangan Paus ketika ia mengunjungi Cile pada Januari 2018.

Sikap Paus yang menyebut tuduhan terhadap Uskup Barros sebagai "fitnah" menimbulkan kemarahan yang sangat besar.

Foto/Reuters

Setelah ia meninggalkan Santiago, Paus Fransiskus dipaksa untuk menanggapi para pemrotes, dan mengirim dua utusan ke Cile untuk menyelidiki kasus pelecehan seksual ini.

Sejak saat itu krisis parah terjadi di Gereja Katolik. Utusan Vatikan membuat laporan sebanyak 2.300 halaman, dan Paus mengakui, "budaya pelecehan" di Cile. Lima uskup mengundurkan diri - termasuk Juan Barros.

Sementara itu, untuk pertama kalinya di Cile, jaksa sipil menyita dokumen gereja dalam serangkaian penggerebekan.

Kini, aparat Cile sedang menyelidiki 119 kasus pelecehan seksual dan upaya yang ditutup-tutupi oleh gereja. Sejauh ini sudah ada 178 korban yang teridentifikasi, hampir separuhnya adalah anak di bawah umur pada saat tuduhan pelecehan itu terjadi.

Uskup Agung Santiago, Kardinal Ricardo Ezzati, dipanggil oleh jaksa untuk bersaksi.

Meskipun penyelidikan telah diperluas tak hanya pada Fernando Karadima dan orang-orang kepercayaannya, komitmen otoritas Cile untuk memberi keadilan terhadap korban kekerasan seksual malah membuat korban-korban Karadima lainnya terus bermunculan.

Bulan lalu, Romo Francisco Javier Ossa Figueroa memberikan kesaksiannya selama dua jam kepada jaksa tentang apa yang terjadi padanya di El Bosque sejak akhir 1980-an dan seterusnya.

"Sulit untuk menggali semuanya, tetapi saya tahu itu bisa membantu banyak orang. Anda memang harus berani, karena bukan hanya saya sebagai pendeta yang bersaksi - saya, Francisco, orang yang secara pribadi terluka oleh hal ini. Tapi saya merasa beban telah terangkat, dan bahwa saya tidak sendirian. "

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement