Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Anthonius Gunawan Agung dan Cerita Kepahlawanan di Tengah Gempa Donggala

Subhan Sabu , Jurnalis-Sabtu, 29 September 2018 |18:04 WIB
Anthonius Gunawan Agung dan Cerita Kepahlawanan di Tengah Gempa Donggala
A
A
A

PALU - Batik Air dengan nomor penerbangan ID 6231 merupakan pesawat terakhir yang take off dari Bandara Mutiara Al Jufri, Palu, Jumat 28 September 2018. Pesawat yang seharusnya berangkat pukul 17.55 Wita itu malah berangkat tiga menit lebih awal, 17.52 Wita.

Captain Ricosetta Mafella, Pilot pesawat tersebut sepertinya sudah mendapatkan firasat buruk, sehingga ketika ground time pada pukul 17.52, Mafella meminta izin kepada menara pengawas untuk mempercepat penerbangannya.

Permintaan Mafella pun diamini oleh menara pengawas, ia mendapatkan izin take off oleh Anthonius Gunawan Agung, Air Traffic Controller yang bertugas waktu itu. Meski saat ingin take off, sudah terjadi gempa, namun pesawat tersebut berhasil mengangkasa dipandu oleh Agung.

Guncangan pun terasa di dalam kabin pesawat, namun Mafella tidak merasa terganggu dan yang ia pikirkan hanya fokus di cockpit pesawat untuk airborne phase (tinggal landas). Ia tidak menyadari bahwa guncangan tersebut adalah gempa dan berpikir guncangan terjadi karena landasan pacu yang bermasalah.

Diapun tidak berpikir kalau tower bandara sudah hancur akibat gempa. Mafella baru sadar ada yang tidak beres setelah berada di ketinggian 2.000-3.000 kaki, komunikasinya dengan tower bandara terputus, ternyata tower tersebut sudah hancur dan tidak bisa difungsikan lagi. Dari dalam cockpit ia melihat pesisir pantai Palu, gelombang air di pantai yang cukup aneh.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement