Jumlah korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah melonjak menjadi 832 orang sampai kemarin sore. Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho memperingatkan jumlah korban diperkirakan masih akan terus bertambah karena banyak daerah terdampak belum bisa dijangkau.
Seorang relawan, Thalib Bawano, menceritakan bahwa masih terdengar suara permintaan pertolongan dari reruntuhan bangunan Hotel Roa-Roa di Palu.
"Kita mendengar suara. Ada sekitar tujuh titik suara yang minta tolong, termasuk anak kecil minta tolong. Tapi sampai sekarang belum terselamatkan," kata Thalib Bawano, seperti dilaporkan kantor berita AFP.

Ratusan jiwa meninggal akibat gempa dan tsunami yang menerjang Sulteng
Sambil menunggu peralatan yang memadai, regu penyelamat berusaha memberikan motivasi kepada korban selamat yang masih terperangkap.
"Kami hanya relawan, yang kita inginkan menyelamatkan nyawa. Ada yang sempat kami kasih air, makanan biskuit. Permintaannya bukan itu, 'kami butuh keluar'. 'Kami butuh keluar, butuh keluar, keluar, keluar. Tolong, tolong, tolong!'. Teriak terus," jelasnya.
Namun operasi pencarian dan penyelamatan sejauh ini menemui banyak kendala, termasuk kekurangan alat berat. Tanpa peralatan memadai maka upaya tim mencapai korban di bawah puing justru membahayakan keselamatan, kata Kepala Basarnas Muhammad Syaugi.
"Memang ruangan agak terbuka, tetapi akan berbahaya apabila anggota SAR masuk ke dalam karena getaran-getaran ini masih selalu ada," jelasnya di lokasi pencarian pada Minggu 30 September.
(Angkasa Yudhistira)