BAGHDAD – Parlemen Irak telah memilih politikus veteran Kurdi, Barham Salih sebagai presiden baru negara itu. Dia terpilih setelah mengungguli saingan terdekatnya Fuad Hussein dengan 219 suara berbanding 22.
Diwartakan Al Jazeera, Rabu (3/10/2018), Salih adalah mantan perdana menteri Pemerintah Daerah Kurdistan dari Irak Kurdistan dan mantan wakil perdana menteri pemerintah federal Irak. Dipandang sebagai tokoh yang moderat, Salih dipilih setelah terjadi sengketa antara dua partai Kurdi yang menyebabkan penundaan pemungutan suara yang memaksa mereka memilih di antara 20 kandidat.
BACA JUGA: Buntut 12 Demonstran Tewas, PM Irak Didesak Mundur
Anggota parlemen Syiah Hamid al-Moussawi mengatakan, sidang itu ditunda karena Partai Demokrat Kurdistan dan Persatuan Patriotik Kurdistan tidak dapat sepakat mengajukan satu kandidat.
Berdasarkan kesepakatan yang disetujui pada 2003, jabatan presiden Irak yang memiliki peran seremonial dipegang oleh tokoh Kurdi, posisi perdana menteri dijabat oleh tokoh Syiah dan pimpinan parlemen diduduki oleh Sunni.
Salih telah menunjuk politikus veteran Syiah Adel Abdul Mahdi sebagai Perdana Menteri dan menugaskannya untuk dengan membentuk pemerintahan baru. Abdul Mahdi memiliki waktu 30 hari untuk membentuk pemerintahan dan menyerahkannya ke parlemen untuk disetujui.
(Rahman Asmardika)