Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Menakar Suara Milenial di Pemilu 2019, Masih Efektifkah?

Fakhrizal Fakhri , Jurnalis-Sabtu, 20 Oktober 2018 |11:36 WIB
Menakar Suara Milenial di Pemilu 2019, Masih Efektifkah?
Diskusi menakar suara milenial (Foto: Fakhri/Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Founder and CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali menyatakan bahwa pemilih milenial berjumlah sekitar 40 hingga 45 persen dari suara nasional.

Para milenial dengan usia rentang antara 20 sampai 35 tahun tersebut, diharapkan meningkatkan partisipasi suara politiknya untuk menentukan nasib bangsa ke depan.

"Survei terbaru hanya 22 persen anak-anak milenial yang mengikuti pemberitaan politik. Sisanya mereka lebih banyak mengikuti seputar olahraga, musik film, lifestyle, sosmed, kemudian IT," ujarnya dalam diskusi Sindo Trijaya bertajuk 'Pemilih Milenial dan Masa Depan Bangsa' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (20/10/2018).

 

Menurut Hasanuddin, saat ini sebanyak 70 persen pemilih milenial cenderung apatis terhadap dunia politik. Kebanyakan dari milenial itu menilai politik merupakan dunia yang membosankan.

"Politik itu urusan orang tua, tidak fun, tidak asyik. Mereka tidak tertarik dengan politik," jelasnya.

Hasanuddin menilai, pemilih milenial berpotensi tidak menggangunakan hak pilihnya di Pemilu 2019. Sehingga, ia berharap, semua pihak terus berupaya  dalam meningkatkan partisipasi politik pemilih milenial.

"Tantangan terbesar kita adalah meningkatkan partisipasi mereka. Sebab dalam sejarah memang partisipasi pemilih muda rendah dibandingkan dengan yang lain," pungkasnya.

(Mufrod)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement