Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Hentikan Kegaduhan Pembakaran Bendera, PDIP Gandeng NU & Muhammadiyah

Fadel Prayoga , Jurnalis-Jum'at, 02 November 2018 |11:59 WIB
Hentikan Kegaduhan Pembakaran Bendera, PDIP Gandeng NU & Muhammadiyah
Wasekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah (Dok. Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Wasekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah menegaskan pihaknya siap bahu-membahu bersama Nahdlatul Ulama (NU) serta Muhammadiyah demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila.

"PDI Perjuangan siap bekerja sama dengan seluruh keluarga besar Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah dalam menjaga Pancasila, NKRI, Konstitusi Negara dan Kebhinnekaan Indonesia," kata Basarah, Jumat (2/11/2018).

Apa yang disampaikan Basarah, berkaitan dengan insiden pembakaran bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Garut, Jawa barat, pada 22 Oktober 2018, yang membuat kegaduhan banyak pihak hingga berujung aksi massa.

"Kami yakin kader Ansor, kader Banser tidak akan mungkin membakar kalimat tauhid yang menjadi rukun Islam pertama. Yang di bakar adalah bendera HTI sebagai ormas yang sudah resmi dibubarkan dan dilarang oleh Pengadilan. Hadirnya bendera HTI di acara Hari Santri Nasional di Garut tersebut sebagai upaya provokasi untuk menciptakan konflik horisontal di tengah-tengah masyarakat." terang Basaran yang juga pimpinan Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) ini.

(Baca Juga: Polisi Siap Amankan Aksi Bela Tauhid 211)

Wakil Ketua Lazisnu PBNU ini mengatakan, kerjasama antara keluarga besar nasionalis dengan ormas NU dan Muhammadiyah sudah terjalin sejak lama dan bisa dilihat dengan jelas dalam bentang sejarah perjalanan bangsa Indonesia.

Baik NU dan Muhammadiyah memberikan kontribusi nyata dalam merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia. Resolusi Jihad Fii Sabilillah yang dikumandangkan pada 22 Oktober tahun 1945 oleh Kiai Haji Hasyim Asy'ari, kata Basarah, adalah bentuk nyata kontribusi ulama dan santri dalam menjaga keutuhan Indonesia.

Pun dengan Muhammadiyah di era kepemimpinan Ki Bagus Hadikusumo mendirikan Markas Ulama Angkatan Perang Sabil (MU-APS) pada tahun 1948 untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari agresi militer Belanda.

"Terbitnya Keppres Hari Santri Nasional Nomor 22 Tahun 2015 merupakan bukti nyata bahwa negara mengakui peran dan kontribusi ulama dan santri dalam mempertahankan Indonesia. Hari Santri Nasional bukan hanya milik Nu dan Muhammadiyah semata, melainkan milik umat Islam Indonesia yang mencintai NKRI dan Pancasila." kata Basarah.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement