
Menurutnya, semula anak-anak jalanan tersebut meggunakan pembalut bekas pakai yang ditemukan di tempat sampah. Namun belakangan mereka mulai beralih ke pembalut baru dengan pertimbangan lebih higienis.
“Dulu mereka kerap mengorek-orek tempat sampah untuk mencari pembalut bekas di tempat-tempat sampah lalu direbus. Tapi kini sudah menggunsakan pembalut baru. Pembalut itu kan ada gelnya yang berfungsi menyerap air (darah haid), itu yang bikin fly. Tapi untuk kandungannya apa di dalam gel itu saya kurang tahu pasti,” terangnya.
Baca: YLKI Temukan Pembalut Wanita Mengandung Klorin
Sementara psikolog, Indra Dwi Purnomo, menyampaikan, fenomena merebus pembalut ini sudah cukup lama ditemukan di daerah Karawang dan Yogyakarta. Rata-rata pelakunya ingin mengejar kesenangan namun tak memiliki materi berlebih.