Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mengenal Pocut Meurah Intan, Pahlawan Wanita Aceh yang Diasingkan Belanda ke Blora

Taufik Budi , Jurnalis-Selasa, 13 November 2018 |07:06 WIB
Mengenal Pocut Meurah Intan, Pahlawan Wanita Aceh yang Diasingkan Belanda ke Blora
Siswa Pramuka membersihkan Makam Pocut Meurah Intan di Blora, Jawa Tengah (Taufik/Okezone)
A
A
A

Di tempat pengasingannya itu, Pocut Meurah Intan belum banyak dikenal orang. Apalagi, dia juga terkendala bahasa dengan masyarakat sehingga tak dapat lagi berjuang melawan penjajah. Warga

Dia tinggal dan dirawat oleh salah satu keluarga di Desa Kauman (sekarang sebelah utara Masjid Agung Baitunnur Blora).

Warga setempat memanggilnya dengan nama “ Mbah Tjut”. Pocut Meurah Intan meninggal dunia pada 20 September 1937 sesuai yang tertera pada nisan makamnya di Desa Tegal Sari, Kabupaten Blora.

Untuk menghormati pahlawan bangsa itu, ratusan anggota Gerakan Pramuka di Kabupaten Blora menggelar sosial berupa bersih-bersih makam Pocut Meurah Intan. Mereka didampingi Wakil Bupati Blora sekaligus Ketua Kwarcab Arief Rohman.

 

Mereka mencabuti rumput, menyapu dedaunan kering, hingga memangkas tanaman liar yang tumbuh seiring datangnya musim penghujan. Kegiatan ditutup dengan tabur bunga dan doa bersama. Kegiatan itu untuk menanamkan jiwa nasionalisme dan kepahlawanan kepada generasi muda.

“Mengenalkan kepada mereka bahwa di Blora juga ada makam pahlawan yakni Pocut Meurah Intan seorang Srikandi, pejuang dari Aceh yang diasingkan ke Blora dan meninggal di sini. Pocut Meurah Intan adalah pahlawan wanita yang menentang Belanda layaknya Cut Nyak Dhien maupun Cut Nyak Meutia,” ucap Arief.

Dia juga mengusulkan perbaikan atau renovasi makam Pocut Meurah Intan ke Pemerintah Aceh. “Sebagai penghargaan atas jasa Pocut Meurah Intan yang telah gigih melawan penjajah untuk kemerdekaan Indonesia dan sangat dikenal di wilayah Aceh, kami akan mencoba berkoordinasi dengan Pemprov Aceh. Mencoba membahas kemungkinan untuk direvitalisasi atau dibuat yang bagus,” lanjutnya.

Naila, salah satu anggota Penggalang Garuda dari SMP Negeri 1 Blora yang ikut dalam kegiatan tersebut mengaku baru kali ini dirinya mengetahui makam Pocut Meurah Intan.

“Sudah pernah dengar nama Pocut Meurah Intan, namun baru kali ini melihat langsung makamnya. Senang rasanya bisa mengikuti kegiatan bersih-bersih makam Pocut Meurah Intan sembari mengingat perjuangan para pahlawan ketika melawan penjajah. Semoga arwah beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi Nya, aamiin,” ujar Naila.

 

Sebelumnya, sempat ada rencana pemindahan makam Pocut Meurah Intan oleh Pemprov Aceh, namun hingga kini rencana itu tak kunjung terlaksana. Untuk itu, pihaknya ingin kembali melakukan koordinasi dengan Pemprov Aceh.

“Warga Aceh sebenarnya ingin (dipindah makam Pocut Meurah Intan), tapi Pemarintah Blora juga sangat baik menjaga. Suwun sanget warga Blora,” ujar keturunan Pocut Meurah Intan, Saiful Anwar.

Kegiatan bersih-bersih tidak hanya dilakukan pada Makam Pocut Meurah Intan, namun juga makam pejuang 1945 yakni M Abu Umar Imam Chourmain yang letaknya bedekatan. Nama Abu Umar sendiri dijadikan nama jalan mulai dari Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora ke barat menuju lapangan Bhayangkara.

(Salman Mardira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement