JAMBI - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Abdul Kadir Karding menilai penggunaan diksi gendruwo dan sontoloyo oleh Presiden Jokowi sebenarnya untuk menjaga Bangsa Indonesia dari pengaruh politik kebohongan.
"Justru diksi gendruwo dan sontoloyo itu diutarakan Pak Jokowi, agar masyarakat jangan terpengaruh. Coba bayangkan bila kelompok ini menang dalam pemilu mendatang bisa berbahaya Indonesia," tegasnya, saat menghadiri Deklarasi Poros Hijau, Jambi di salah satu hotel di kawasan Thehok, Kota Jambi, Jumat (16/11/2018).
Menurutnya, kemenangan dangan cara kebohongan dan data-data palsu bisa berbahaya. "Karena itu, Pak Jokowi berusaha menahan ini. Pasalnya, pengalaman Amerika, Brazil dan sebagainya tejadi," tukas Kadir.
Disamping itu, dia menilai adanya politik prabohong, "maksudnya, bahwa koalisi yang dibangun Prabowo, setiap hari, setiap detik, berkampanye dengan mengandalkan isu-isu hoax, bukan yang substansi. Seharusnya berkampanye dengan benar, data dan omongan benar," tandas Kadir.