"Sangat bagus sekali kalau pimpinan nasional perpaduan antara nasionalis dan Islam. Pak Jokowi dianggap tokoh nasionalis. Saya dianggap tokoh Islam. Jadi zuama dan ulama perpaduan yang bagus," tutur Ma'ruf.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu merasa heran bila masih ada pihak yang menuduh Jokowi anti Islam. Pasalnya itu semua terbukti fitnah.
"(Banyak) orang lupa terhadap peristiwa 22 Oktober. Untung pada 2015 lalu 22 Oktober dinyatakan sebagai Hari Santri Nasional oleh Presiden Jokowi. Mangkanya heran kalau ada yang bilang Pak Jokowi anti Islam, padahal Jokowi yang menyatakan hari santri. Yang angkat wakilnya dari kiai, ya Jokowi," imbuhnya.
"Beliau (Jokowi) cinta kepada santri dan kiai. Itu nyata," sambung dia.