JAKARTA - Berita bohong atau hoaks tentang 7 kontainer surat suara yang sudah tercoblos menghebohkan publik. Padahal, KPU baru mencetak surat suara pada pertengahan bulan ini. Saat ini masih dalam proses lelang.
Merespons itu, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hendrawan Supratikno menilai ada upaya untuk mendegradasi kredibilitas dan capaian pemerintahan Jokowi-JK. Tak hanya itu, institusi demokrasi seperti KPU juga didelegitimasi oleh pihak tak bertanggung jawab.
"Kami menduga, ada produsen hoaks yang sengaja dibayar untuk menciptakan kegalauan, keresahan, provokasi, kebohongan, fitnah dan sejenisnya," kata Hendrawan kepada Okezone, Jumat (4/1/2018).
Hendrawan menuturkan, para penebar hoaks nampak memakai strategi ala Hitler, yakni mengulang-ulang suatu kebohongan hingga diterima sebagai kebenaran. Selain itu mereka juga lebih mudah mengabarkan kebohongan yang sederhana daripada menjelaskan kebenaran yang rumit.
"Para 'hoakser' pakai strategi ala Hitler, yaitu kebohongan yang diulang-ulang suatu saat diterima sebagai kebenaran, dan lebih mudah mengabarkan kebohongan yang sederhana daripada menjelaskan kebenaran yang rumit," tuturnya.
(Baca juga: Tjahjo Sebut Hoaks 7 Kontainer Surat Suara Sudah Dicoblos Kejahatan Demokrasi)
PDIP, lanjut Hendrawan, memilih untuk menghadirkan politik pencerahan yang mengutamakan akal sehat, optimisme dan semangat persaudaraan.
Diwartakan sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) melaporkan kasus penyebaran informasi palsu atau hoaks tentang 7 kontainer surat suara yang sudah tercoblos ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.
Penyelenggara pemilu memastikan bakal melawan siapapun yang mencoba menebar ancaman dan tindakan yang mengganggu jalannya pesta demokrasi. Dalam laporannya ke Bareskrim, KPU membawa sejumlah barang bukti mulai dari salinan tulisan, gambar hingga suara.
Informasi hoaks surat suara sudah tercoblos di Tanjung Priok beredar di media sosial dan ramai diperbincangkan. Wasekjen Demokrat Andi Arief turut mencuitkan kabar 7 kontainer surat suara yang sudah tercoblos di akun Twitter. Ia meminta KPU mengecek kebenaran informasi tersebut. Namun, Andi mengaku cuitannya sudah terhapus.
KPU kemudian mengecek informasi adanya surat suara yang sudah dicoblos tersebut ke Tanjung Priok, hasilnya nihil.
Atas peristiwa tersebut, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin turut melaporkan Andi Arief ke Bareskrim Polri. Selain Andi Arief, TKN juga melaporkan sosok suara yang ada di dalam rekaman terkait dengan hoaks itu.
(Qur'anul Hidayat)