Doni menekankan pihaknya untuk lebih giat, ulet dan massif untuk mengajak semua komponen dalam pengurangan risiko bencana. Kepala BNPB yang didampingi sejumlah ahli kebumian menyampaikan bahwa kita semua untuk merawat alam maka alam akan merawat kita. Tanaman buah tadi seperti alpukat dan sukun, sedangkan tanaman keras berupa rasamala, manii, dan kidamar.
Sehubungan dengan penunjukkan sebagai Kepala BNPB, Doni mendapatkan perintah dari Presiden Joko Widodo untuk melakukan penanggulangan bencana secara terintegrasi. Pada Kamis malam (10/1/2019), BNPB mengajak beberapa lembaga untuk menekankan pada informasi yang diberikan oleh para pakar, seperti di bidang vulkanologi, geologi, seismik, dan tsunami.
“Para pakar inilah yang harus kita ikuti. Pakar ini ibaratnya sebuah tim intelijen jadi ketika menghadapi ancaman, informasi intelijen itu sangat penting. Program-program yang berhubungan dengan masyarakat berorientasi pada informasi dari para pakar. Kalau kita tidak mengikuti hasil riset dan temuan mereka yang semakin akurat maka kita akan salah.”
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi,dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan, puncak musim hujan di wilayah Jawa Barat masih berlangsung hingga akhir Januari sampai Maret. Pihaknya akan selalu memberikan informasi perkembangan yang penting, misalnya dengan potensi cuaca ekstrem. Dwikorita menyampaikan bahwa sangat penting untuk mengantisipasi bahaya di musim hujan ini, khususnya di wilayah rawan banjir dan longsor. BMKG dan PVMBG bersinergi untuk memberikan peringatan dini.
(Baca Juga : Update Longsor Sukabumi: 31 Korban Meninggal, 2 Hilang)
“Kami memberikan peringatan dini 3 – 6 hari sebelum terjadi cuaca ekstrem sehingga peringatan dini segera kami kirimkan ke BPBD setempat agar mengondisikan warga dalam 3 – 6 hari tersebut.”
Jawa Barat merupakan kawasan yang memiliki gerakan tanah yang tinggi. Seperti Sirnaresmi, desa ini termasuk kawasan bertebing, bertanah gembur dan pemanfaatan tanah oleh warga yang kurang sesuai. Faktor-faktor tersebut dapat memicu terjadinya longsor. Akibat longsor di desa itu, 32 jiwa meninggal dunia dan 29 rumah tertimbun, sedangkan luas area terdampak mencapai 10,6 hektar. Longsor tersebut dipicu oleh curah hujan yang tinggi dan tanah yang labil.
(Baca Juga : 5 Fakta Kepala BNPB Doni Monardo, Karir Cemerlang dan Jago Bela Diri)
(Erha Aprili Ramadhoni)