“2006 lalu saya memutuskan berhenti dari PMI. Sudah enggak kuat. Setiap hari antar jemput jenazah. Ibaratnya, setiap kali pergi diiringi tangisan orang. Itu membuat saya sedih,” cerita Joko.
Pasca-berhenti dari PMI, Joko mulai menekuni profesi sebagai pawang hujan. Awal kariernya bermula saat diminta salah satu kolega menjadi pawang hujan pada acara seni di Semarang.
“Teman saya itu tahu kalau sejak dulu saya memang punya kemampuan pawang hujan dan kebetulan berhasil. Sejak saat itu banyak yang pakai jasa saya," tutur Joko.
Sejak acara itu, Joko mulai kerap mendapat panggilan menjadi pawang hujan. Klien warga Perum Korpri, Sambiroto, Tembalang, itu beraneka ragam, mulai dari pejabat pemerintah, akademisi, hingga artis ibu kota yang menggelar pertunjukkan di Semarang, seperti pedangdut Via Vallen pada acara Gebyar Samsat di area CFD Jl. Pahlawan, 26 November lalu.
“Saya enggak punya kemampuan khusus. Kemampuan ini saya peroleh secara turun temurun dari kakek. Ritualnya juga enggak neko-neko, enggak butuh kembang sesaji atau jimat. Cukup berikhtiar dengan cara begadang selama 1x24 jam sebelum acara,” imbuh Joko.