Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Fanatisme Pendukung Paslon Dinilai Jadi Penyebab Maraknya Hoaks

Fahreza Rizky , Jurnalis-Selasa, 15 Januari 2019 |15:35 WIB
Fanatisme Pendukung Paslon Dinilai Jadi Penyebab Maraknya Hoaks
Pasangan calon peserta Pilpres 2019. (Dok Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Direktur Eksekutif PARA Syndicate, Ari Nurcahyo, berpendapat maraknya hoaks yang terjadi menjelang Pemilu 2019 disebabkan fanatisme politik yang menjangkiti pendukung masing-masing pasangan calon (paslon).

"Kita sedang berada dalam lorong gelap bernama fanatisme politik," ujar Ari dalam diskusi bertema "Sebar Hoaks Jelang Debat: Siapa Untung, Siapa Buntung?" di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/1/2019).

Dia menjelaskan, ketika fanatisme politik menguat, kemungkinan seseorang akan memiliki “imajinasi nakal” untuk berbuat sesuatu. Salah satu di antaranya menciptakan hoaks.

"Ini berbahaya. Pilihan politik sifatnya didorong oleh emosional dan sensasional, tidak rasional," jelas Ari.

Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandi. (Foto: Okezone)

Sementara itu, Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti berujar, visi misi kedua paslon di Pilpres 2019 disebut tidak ada yang baru. Pasalnya, jika ditilik secara makro, ide besarnya sama saja.

"Hampir 80% kalau kita tarik markonya, sama, tak jauh berbeda," kata dia di tempat yang sama.

(Baca Juga : Sikap Politik Prabowo-Sandi 'Sumbang' Kenaikan Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf)

Karena itu, sambung Ray, pekerjaan rumah (PR) terbesar bagi kedua paslon ialah menjelaskan hal teknis dari gagasan besar mereka. Hal tersebut dinilai penting bagi masyarakat.

"Tantangan debat ini adalah bagaimana mereka menjelaskan teknis dari ide-ide besar mereka," imbuh Ray.

(Baca Juga : Jokowi dan Prabowo Sama-Sama Perjuangkan Trisakti Bung Karno) (erh)

(Amril Amarullah (Okezone))

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement