DEBAT perdana Pemilihan Presiden 2019 yang membahas isu hukum, hak asasi manusia (HAM), korupsi dan terorisme telah diselenggarakan pada Kamis, 17 Januari malam di Hotel Bidakara, Jakarta.
Pakar bahasa tubuh berbasis sains Monica Kumalasari telah menganalisis gestur Joko Widodo-KH Maruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga saat debat berlangsung.
Menyitir Antaranews, Jumat (18/1/2019), Monica yang memiliki lisensi dari Paul Ekman—tokoh psikolog paling terkemuka pada abad kedua puluh, mengatakan bahwa mata adalah jendela jiwa.
“Dari sisi Jokowi terlihat alisnya bergerak turun naik ketika dia mau mengatakan penegasan," kata dia.
Pada Prabowo, yang terlihat adalah peningkatan kedipan mata yang lebih cepat dari biasanya. Penyebabnya bisa jadi dua hal yang berbeda.
"Bisa stres, bisa juga udaranya dingin sekali jadi (berkedip) untuk membasahi mata," ucapnya.
Gaya Jokowi dan Prabowo juga berubah dalam debat perdana semalam. Jokowi yang biasanya santai jadi lebih tegas, sementara Prabowo lebih kalem. Para kandidat punya cara yang berbeda dalam menegaskan suatu argumen.
Prabowo cenderung mengekspresikannya lewat gerak tangan menunjuk-nunjuk, sedangkan Jokowi menandakannya dengan mengulang-ngulang kata tersebut. "Juga bicaranya pakai tone suara perut," ujar Monica menganalisis Jokowi.
Dari gaya verbal, Jokowi banyak menyajikan data saat berargumen. Pesaingnya, Prabowo-Sandiaga dinilai lebih banyak mengutarakan soal persepsi daripada data.