Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Perludem Soroti 3 Aspek untuk Format Debat Kedua Pilpres 2019

Arie Dwi Satrio , Jurnalis-Senin, 21 Januari 2019 |10:52 WIB
Perludem Soroti 3 Aspek untuk Format Debat Kedua Pilpres 2019
Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga dalam debat perdana Pilpres 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019). (Foto : Arif Julianto/Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) mengkritisi format debat pertama pilpres 2019 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sedikitnya, ada tiga aspek yang disoroti Perludem dan perlu diubah oleh KPU pada debat kedua.

Menurut Peneliti Perludem, Fadli Ramadhanil, debat pertama pilpres 2019 yang mengangkat tema hukum, HAM (hak asasi manusia), korupsi, dan terorisme, belum dapat menjawab kebutuhan masyarakat.‎ Jadi, tiga aspek utama yakni terkait segi teknis, substansi, dan panelis dalam debat perlu diubah pada putaran kedua.

"KPU punya tanggung jawab mengonkretkan tema serta diharapkan berhasil menunjukkan perbedaan dari tiap calon. Pembahasan singkat aspek teknis, substansi, dan panelis menyertakan," terang Fadli kepada Okezone, Senin (21/1/2019).

Terkait masalah teknis, Perludem menyayangkan adanya pembocoran contekan pertanyaan pada debat perdana. Meskipun telah mendapatkan bocoran pertanyaan, kata Fadli, ternyata dua paslon capres-cawapres belum dapat memaksimalkan jawabannya.

"Tiap paslon malah sangat normatif sehingga tak menghasilkan perbedaan argumen mengenai visi, misi, dan program terkait tema debat," katanya.

Fadli menambahkan, pada debat kedua, KPU juga diharapkan bisa membatasi secara signifikan pengunjung debat. Menurut Fadli, pendukung cenderung banyak yang bising dan bisa ciptakan kondisi tak nyaman dan mengganggu konsentrasi serta fokus paslon dalam berdebat.

"Moderator debat dipilih KPU dari kalangan profesional dan akademisi yang berintegritas tinggi, jujur, simpatik, dan tidak memihak kepada paslon serta dilarang memberikan komentar, penilaian, dan simpulan apa pun terhadap penyampaian dan materi dari tiap Paslon," sambungnya.

Pesona Ira Koesno Moderator Cantik Acara Debat Capres Putaran Pertama

Kemudian, terkait soal substansi, beberapa pertanyaan panelis pada debat perdana dinilai Perludem kurang mendorong dua paslon untuk menjelaskan permasalahan, solusi, dan komitmen konkret.

"Pertanyaan panelis pun tak optimal mengonkretkan visi, misi, dan program yang butuh dipertimbangkan penonton untuk menentukan pilihannya nanti pada 17 April 2019 sebagai hari pemungutan suara Pemilu 2019," tambah Fadli.

Terakhir, Perludem menyoroti masalah panelis pada debat pertama yang perlu dirubah pada format debat kedua. ‎Fadli meminta panelis debat kedua mempunyai kriteria netral, imparsial yang berarti tak partisan, dan tidak punya jejak partisan ke peserta pemilu ataupun parpol.

"Kedua, berlatar belakang akademisi atau unsur lembaga masyarakat sipil. Ketiga, menguasai bidang serta tema debat," imbuhnya.

Debat Capres, Visi & Misi HAM Jokowi Dinilai Lebih Maju

Fadli meminta, KPU hendaknya mengoptimalkan kemandirian dalam menentukan panelis. Ditekankan Fadli, KPU tidak perlu meminta atau menerima usulan nama dari para paslon. Menurutnya, hal itu penting untuk menjaga kredibilitas dan netralitas panelis.

"KPU pun diharapkan bisa mengoptimalkan peran panelis melalui segmen debat yang mempersilahkan panelis bertanya langsung kepada tiap paslon sehingga bisa leluasa membahas kasus konkret terkiat tema debat sebagaimana format debat dalam penyelenggaraan Pilkada," pungkasnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement