SEMARANG – Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo memiliki jutus ampuh untuk menangkal maraknya kampanye hitam dan ujaran kebencian. Pertunjukan seni budaya wayang kulit semalam suntuk dinilai menjadi cara efektif untuk melawan segala racun demokrasi itu.
“Kita menguri-uri Budaya Jawa. Sekaligus menyampaikan pesan supaya Pileg, Pilpres damai. Kita melawan racun demokrasi, yaitu kampanye yang berupa ujaran kebencian, fitnah, hoax. Mari kita lawan,” tegas Tjahjo di sela pertujukan wayang kulit di halaman Balai Kota Semarang, Sabtu (26/1/2019) malam.
Pagelaran wayang kulit semalam suntuk ini menghadirkan dalang kondang Ki Bayu Aji Pamungkas yang membawakan lakon “Bimo Krido”. Dalam pementasan lakon itu, dikisahkan tentang usaha para Kurawa untuk mempertahankan Negara Astinapura.
Upaya perdamaian yang tak kunjung tercapai hingga terjadi perang antara Kurawa dengan Bima dan Kresna. Akhirnya Batara Guru harus turun tangan dan ikut dalam peperangan. Sang dalang juga akan menyisipkan pesan-pesan damai menjelang perhelatan Pemilu 2019.
“Kami menitipkan kepada dalang pesan-pesan, ‘mari kita adu program, konsep, gagasan’. Kita juga harus menghindari apa saja yang bisa memecah persatuan bangsa,” terangnya.
Pertunjukan wayang kulit yang digagas Kemendagri bersama Pemkot Semarang itu mendapat sambutan antusias warga. Mereka memadati lokasi acara sejak Jumat malam pukul 20.00 WIB. Selain Menteri Dalam Negeri Tjahyo Kumolo, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, tokoh agama dan tokoh masyarakat Kota Semarang juga turut hadir.
(Awaludin)