Aksi protes di Sudan bermula bulan Desember menuntut pemerintah menurunkan harga bahan bakar dan kebutuhan pokok lain. Ekonomi negara itu mulai payah dan valuta asing sulit diperoleh sejak tahun 2011 ketika Sudan Selatan memisahkan diri dan menguasai sebagian besar cadangan minyak.
Baca juga: Presiden Turki Tuntut Semua Sanksi Ekonomi Sudan Dicabut
Organisasi hak asasi manusia menuduh aparat keamanan membunuh dan melukai pemerotes. Amnesty International mengatakan setidaknya 40 orang tewas sejak protes bermula tetapi pemerintah mengatakan 29 orang. Peneliti Amnesty International untuk Sudan, Ahmed Elzobier mengatakan jika tidak ada penyelesian politik maka keadaan bakal bertambah buruk.
Media berita Sudan melaporkan protes semakin meluas meskipun aparat keamanan melakukan penangkapan masal dan penumpasan keras.
Bashir menuduh pihak oposisi dan berbagai kelompok bersenjata hendak mengacau negaranya dan kawasan. Ia sudah berkuasa sejak tahun 1989, menjadikannya penguasa kelima terlama di seluruh Afrika.
(Fakhri Rezy)