Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Laporan Investigasi Sebut Tentara Inggris Dapat izin Membunuh Warga Sipil Irak dan Afghanistan

Rachmat Fahzry , Jurnalis-Senin, 04 Februari 2019 |19:39 WIB
Laporan Investigasi Sebut Tentara Inggris Dapat izin Membunuh Warga Sipil Irak dan Afghanistan
Prajurit Inggris sedang memeriksa warga Irak. Foto/Reuters
A
A
A

Sebuah laporan investigasi menyebut bahwa tentara Inggris mendapat izin menembak dan membunuh warga sipil tak bersenjata di Irak dan Afghanistan karena kegiatan-kegiatan yang dianggap mencurigakan seperti memegang telepon seluler (ponsel) atau sekop.

Investgasi Middle East Eye (MEE) melaporkan bahwa tentara Inggris membunuh sejumlah anak-anak dan remaja laki-laki karena dicurigai, mengutip Press TV, Senin (4/2/2019).

Aksi penembakan dilakukan karena orang-orang tidak bersenjata tersebut dicurigai sebagai mata-mata, yang dikenal oleh semua mantan tentara sebagai "pengikut", anggota militan atau pihak yang terlibat dalam serangan bom, kata laporan itu.

Praktik itu tampaknya telah dimulai di tenggara Irak pada Juni 2004.

Baca: Irak Buka Kembali Zona Hijau di Baghdad untuk Umum

Baca: PBB Temukan Lebih dari 200 Kuburan Massal ISIS di Irak

Seorang mantan Marinir Inggris yang bertugas di Afghanistan mengutip sebuah insiden di mana salah seorang perwiranya mengakui kepada bawahannya bahwa ia bertanggung jawab atas penembakan atas seorang anak Afghanistan yang berusia sekitar delapan tahun.

MEE mengutip mantan prajurit lain yang mengatakan telah menjadi saksi penembakan terhadap dua remaja pria di Afghanistan.

Foto/Reuters

Pengaburan fakta dilakukan dengan menempatkan senjata buatan era Uni Soviet di dekat mayat tersebut. Senjata itu dikeluarkan dari gudang dari pangkalan tentara Inggris.

Pria itu mencatat bahwa dia melihat senjata serupa disimpan di pangkalan lain.

"Aku cukup yakin bahwa senjata itu disimpan untuk tujuan tersebut. Kami dikunjungi setiap hari oleh pasukan dari markas besar, dan senjata-senjata ini dapat dengan mudah di keluarkan dan dikirim kembali."

Seorang mantan tentara yang bertugas di Basra Irak mengatakan, pelonggaran aturan mengakibatkan "pembunuhan besar-besaran."

Dia dan rekan-rekan tentaranya dijanjikan bahwa mereka akan dilindungi jika terjadi penyelidikan oleh polisi militer.

“Komandan kami, mereka akan memberi tahu kami ‘Kami akan melindungi Anda jika ada penyelidikan. Katakan saja hidup Anda penuh resiko, kata-kata itu akan melindungi Anda,'" kata mantan tentara itu.

(Rachmat Fahzry)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement