Aksi itu, karena desain surat suara Pilpres 2019 dinilai bisa merugikan pasangan capres-cawapres nomor urut 01. Meski dilakukan seorang diri, aksi memprotes desain surat suara Pilpres yang dilakukan Bambang Saptono ini menarik perhatian para pengguna jalan.
Sambil membawa dua buah contoh disain kartu suara Pilpres yang memuat pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto- Sandiaga Uno, Bambang menunjukan di mana pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 ini bakal dirugikan bila pihak KPU tetap mencetak desain kartu suara itu.
(Baca Juga: Satgas Media Daring Akan Dioptimalkan Berangus Media Abal-Abal)
Pertama, pada desain surat suara itu tidak tertera adanya tanggal pelaksanaan Pilpres. Seharusnya, ungkap Bambang, pada surat suara itu dicantumkan tanggal pelaksanaan Pilpres. Menurut Bambang, biar jelas pemilunya kapan.
Poin kedua terletak pada redaksional di surat suara. Di mana, seharusnya dalam surat suara itu tertera tulisan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2019. Karena, dokumen negara harus lengkap.
Selain kedua poin itu, Bambang menyoroti garis batas pada foto pasangan calon nomor 01. Apalagi, paslon nomor urut 01 menggunakan pakaian warna putih. Sehingga, bila tidak diberi tambahan garis bisa mempengaruhi saat pencoblosan. Nah, menurut Bambang lagi, hal itu bisa merugikan karena batas di mana boleh dicoblos dan mana yang tidak bisa dicoblos tidak terlihat.