Peneliti senior LSI Rully Akbar mengatakan, penurunan suara pemilih Muslim ke PDIP tidak lepas dari faktor pemilihan presiden (Pilpres) 2019 yang telah membagi masyarakat ke dalam dua kubu. "Ya, kalau untuk PDIP turun di pemilih Muslim secara otomatis ini juga impact dari pemilihan presiden," ujar Rully di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (20/2/2019).
Dia berpendapat, Jokowi memilih Ma'ruf Amin sebagai cawapres untuk meng-cover suara pemilih Muslim agar berdiri di kubu 01. Namun ternyata, kondisi pemilih Muslim terpecah karena adanya kekuatan Alumni 212 dan Ijtima' Ulama yang mendukung Prabowo-Sandi.
"Dan secara otomatis ketika pemilih Jokowi sekarang tidak kuat di pemilh Muslim, yang mengambil keuntungan adalah Partai Gerindra atau dengan Prabowo-Sandi-nya," ujar Rully.
Rully berujar, polarisasi di kalangan pemilih Muslim cukup kuat pada Pilpres 2019. Sehingga, hal itulah yang menyebabkan tidak satu suaranya pemilih Muslim pada satu kubu di pesta demokrasi tahun ini.