Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ada Ribuan Anak Eks Anggota ISIS di Irak dan Suriah, Bagaimana Menanganinya?

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Sabtu, 23 Februari 2019 |08:12 WIB
Ada Ribuan Anak Eks Anggota ISIS di Irak dan Suriah, Bagaimana Menanganinya?
Seorang perempuan Prancis dengan anaknya di sebuah kamp Suriah bagian utara. (AFP)
A
A
A

RIBUAN anak dari seluruh dunia yang tetap terjebak di Suriah menghadapi masa depan yang tidak pasti dan berbahaya, demikian diperingatkan sebuah organisasi kemanusiaan.

Save the Children menemukan lebih 2.500 anak-anak dari 30 negara di tiga kamp saja.

Mereka dipisahkan dari penghuni kamp lainnya, di daerah terpisah dengan perempuan asing yng diduga mantan anggota kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS).

Peringatan dikeluarkan sementara perdebatan tentang langkah yang perlu diambil terhadap mereka terus berlanjut.

Masalah ini mengemuka setelah sejumlah perempuan mengatakan mereka menyesalkan tindakan mereka dan ingin kembali ke negara asalnya, termasuk ke Inggris, Amerika Serikat dan Prancis, agar mereka dapat membesarkan anak dengan damai.

Sebagai jawabannya, Inggris dan AS melarang dua ibu untuk kembali.

Tetapi apa artinya bagi anak-anak mereka dan ribuan lainnya - sebagian baru berumur beberapa hari - yang terjebak dalam perang internasional?

Bagi kebanyakan dari mereka, jawabannya sebenarnya sudah jelas.

"Ada tanggung jawab moral bagi setiap negara untuk menerima anak-anak ini," kata Usama Hasan, kepala kajian Islam di lembaga Quilliam International.

Seberapa banyak?

Tidak diketahui secara jelas jumlah anak-anak itu.

Menurut laporan tahun 2018 dari International Centre for the Study of Radicalisation (ICSR), paling tidak terdapat 3.704 anak kelahiran asing yang dibawa orang tua atau pengasuh mereka ke daerah ISIS, termasuk 640 dari Prancis, paling tidak 350 orang dari Rusia dan hampir 400 dari Maroko.

Ratusan anak-anak ini diketahui telah kembali ke negara asalnya.

Yang lainnya kemungkinan meninggal di wilayah ISIS.

BBC

Tetapi seperti yang terungkap dari kasus remaja Shamima Begum dari Inggris dan perempuan AS, Hoda Muthana, kebanyakan perempuan dan pria yang mendatangi Suriah dan Irak juga melahirkan anak sejak kedatangan mereka.

ICSR mengatakan pada bulan Juli pihaknya memastikan kelahiran 730 anak dari 19 negara. Meskipun demikian, sejumlah laporan yang tidak diverifikasi menyebutkan angkanya adalah 5.000 anak.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement