MANILA – Presiden Filipina, Rodrigo Duterte pada Minggu kembali menyampaikan keinginannya untuk mengganti nama negaranya. Keinginan itu disampaikan Duterte hanya beberapa pekan setelah dia mengatakan bahwa mantan Diktator Ferdinand Marcos menyatakan hal yang benar saat ingin mengganti nama Filipina menjadi Maharlika.
Namun, Duterte mengatakan sejauh ini dia belum memiliki nama untuk diajukan menjadi nama baru Filipina.
"Saya ingin mengubahnya di masa depan. Belum ada nama khusus tetapi saya yakin ingin mengubah nama Filipina karena Filipina dinamai berdasarkan nama Raja Philip," ujarnya dalam pidato pada acara peresmian sebuah gimnasium di Basilan sebagaimana dilansir Inquirer, Senin (4/3/2019).
BACA JUGA: Presiden Duterte Usulkan Ganti Nama Filipina Jadi Maharlika
Duterte pertama kali menyampaikan ide mengenai perubahan nama itu dalam sebuah pidato Maguindanao di mana dia membagikan sertifikat tanah pada para penerima keuntungan dari reformasi agraria.
Dia setuju dengan gagasan almarhum presiden Marcos untuk mengubah nama negara menjadi "Maharlika."
Mantan Wali Kota Davao City itu mengatakan, Filipina tidak punya pilihan ketika dinamai dengan nama Raja Philip II setelah negara itu ditemukan oleh Spanyol pada 1521.
Juru Bicara Presiden Salvador Panelo sebelumnya mengatakan bahwa mengganti nama Filipina akan membutuhkan undang-undang dan referendum.
"Konstitusi menetapkan bahwa Kongres dapat membuat undang-undang yang dapat mengubah nama negara dan menyerahkannya kepada rakyat untuk referendum," kata Panelo dalam press briefing di Istana Kepresidenan.
(Rahman Asmardika)