Hidayat mengaku, di tengah kegaduhan media sosial yang menghujatnya, ia menghubungi Cak Nanto. Menurutnya, aneh saja karena Cak Nanto seolah diam, padahal tidak midah baginya membuat klarifikasi terkait pendapatnya yang seolah dikemas berbeda dengan aslinya.
"Cak, kok sampean diam saja. mbok kasih klarifikasi, minimal di medsos?" Dengan gaya santainya dia menjawab dengan santainya "santai lek, saya tidak ingin berdebat dengan apa yang sebenarnya tidak saya maksudkan," tuturnya meniru ucapan Cak Nanto.
"Berdebat secara keras hanya menambah kebisingan dan saya tidak ingin berhadap-hadapan dengan sesama saudara Muslim," imbuhnya.
(Baca Juga: Penjelasan Ketua Umum PBNU tentang Kafir dan Non-Muslim)
Kata Hidayat, Cak Nanto juga menuturkan hujatan dan cacian di media sosial harus dijadikan sebagai penyemangat untuk tetap mengendarai roda organisasi sesuao khittah Muhammadiyah.
"Jika, kami terus berupaya mengcounter ujaran di medsos, itu akan menghabiskan energi dakwah kita. Saya menyadari ada upaya menggiring ke sentimen negatif atas apa yang saya ucapkan dipublik. Saya bisa saja membalasnya, tapi itu tidak saya lakukan," kata Hidayat.
"Segala hal, jika berawal dari kebencian, hanya akan berakhir dengan kekacauan. Kebencian itu bukan wataknya orang Islam. Mari berdialog. Saya terbuka untuk itu, kita sisihkan kebencian," imbuhnya.
Menurut Hidayat, Cak Nanto tidak pernah berubah, persis seperti yang dikenalnya sejak bertahun-tahun lalu. "Tenang dan seolah tidak ada rasa sakit hati. Semoga tetap diberi kekuatan Cak. Pimpin PPPM dengan gayamu cak!" tuturnya.
(Arief Setyadi )