Ketua Kelompok Tani (Poktan) Tani Sejati Musafi menyambut positif kunjungan pemerintah pusat ini. Petani yang sudah puluhan tahun konsisten bertanam bawang merah ini berharap perhatian lebih dari pemerintah bagi petani bawang merah wilayah ini. "Mohon bantuan pemerintah untuk alat kultivator, pompa dan traktor karena petani sangat membutuhkannya," pinta Musafi.
Musafir menyampaikan bahwa dengan modal Rp50 juta – Rp60 juta per hektare, para petani bisa mendapatkan untung. Petani di Kecamatan Batumarmar biasa tanam 3 kali dalam setahun, terutama di lokasi yang cukup air. “Bahkan sekarang pedagang Jawa kejar barang ke sini untuk dikirim ke Jakarta sampai Kalimantan,” jelasnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pamekasan Lisa Widyawati mengaku kerap menyambangi kebun bawang merah di wilayah ini terutama di puncak musim hujan. Di lapangan, para petani menemui kendala cuaca, seperti embun upas. “Kalau umur tanaman masih 15 – 30 hari, kondisi tanaman sangat rentan,” ungkapnya.
Untuk menekan resiko gagal, petani langsung mengaplikasikan fungisida ke tanaman mereka. Meskipun masih bisa dipanen, tapi produktivitasnya menurun. Lisa mengharapkan pemerintah pusat bisa memberikan solusi bagi petani.
Dalam kesempatan tersebut, Lisa juga memperkenalkan para petani muda dari generasi milenial. "Mereka ini lulusan S1, pernah menghadap saya dan menyampaikan bahwa mereka serius ingin bertani dan memajukan desanya. Yang begini perlu didukung," tegasnya.